Description

Pemeluk Agama Bijak Menjaga Kerukunan Umat

Kepala Kantor Kemenag Kalbar, Syahrul Yadi menjadi narasumber pada acara penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan di Sanggau, Selasa (28/6)
Kepala Kantor Kemenag Kalbar, Syahrul Yadi menjadi narasumber pada acara penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan di Sanggau, Selasa (28/6). Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar mengingatkan kepada seluruh pemeluk agama untuk bijak menyikapi perbedaaan dalam beragama.

Tujuannya menghindari hal-hal yang dapat membangkitkan gejolak di saat kondisi kerukunan beragama sedang harmonis

“Yang pertama mesti diperhatikan bahwa soal agama itu sangat sensitif. Semua ajaran agama itu, di samping banyak kesamaan, juga banyak perbedaan. Terhadap yang sama ini, bagaimana kita angkat, yakni nilai-nilai universal,” kata Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Syahrul Yadi saat penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi penyuluh agama di Sanggau, Selasa (28/6).

Oleh karenanya, Ia meminta semua pemeluk agama untuk bijak dalam menjaga hubungan harmonis antar umat beragama.

“Nah, disinilah kita mesti bijak. Misalnya perbedaan pemahaman tentang Tuhan atau lainnya. Apalagi kalau hal-hal yang berkaitan dengan akidah. Tetapi kalau soal moderasi, hal-hal yang berkaitan dengan bersama, itu harus kita angkat ke permukaan. Hal-hal yang bersifat universal ini harus kita bumikan di Bumi Daranante,” ujarnya.

Disinggung kondisi intern umat Islam, terutama dengan aliran-aliran yang dianggap radikal dan lainnya, Syahrul menyampaikan, yang pertama, para penyuluh agama mesti mencari titik persamaannya. Dengan hal tersebut, memungkinkan terhindar dari melebarnya perbedaannya.

Baca Juga:

“Silahkan cari titik kesamaannya. Pasti ada kesamaan. Itu yang mesti dilakukan penyuluh yang ada di Sanggau ataupun daerah lain. Jadi, jangan melebar perbedaannya. Nah, kalau di kami Kemenag itu ada tugas dan fungsi pembinaan juga terhadap aliran-aliran atau kelompok yang terindikasi radikal,” terang Syahrul Yadi.

Terkait aliran radikal di Kalbar, Syahrul tidak menampik bahwa ada aliran-aliran tersebut. Namun, dirinya enggan menyebutkan identitas maupun jumlahnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sejauh ini, pihak kementerian juga tetap melakukan kerjasama dengan instansi terkait berkenaan dengan aliran-aliran radikal yang ada di tengah-tengah masyarakat. (pek)