Sanggau, BerkatnewsTV. Dari 14 kecamatan yang ada di Sanggau, ditemukan tiga Kecamatan dengan kasus stunting paling tinggi yakni di Kecamatan Entikong, Noyan, dan Mukok.
“Namun untuk angka belum kita tarik datanya dari Balita Bawah Garis Merah (BBGM). Sekitar akhir bulan Juni ini akan saya tarik, nanti baru ketahuan,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Sanggau, Najori disela pertemuan dengan kader pembangunan manusia dalam upaya mencegah stunting, Rabu (15/6).
Dia menambahkan untuk penurunan stunting difokuskan pada 1000 hari kehidupan atau 0-23 bulan. Per juni 2022 angka stunting 20,844 persen. Sementara target untuk pendataan 15.734 bayi yang harus kita data. Entri data sudah mencapai 70 persen. Itu untuk 1.000 hari kehidupan.
Untuk balita 24-59 bulan, Najori menyebut data sasaran sekitar 24.077 balita. Dari jumlah itu baru ter-enteri 8.384 bayi atau 34,67 persen. Dan dari 8.384 itu angka kasus stunting sekitar 20,33 persen.
Baca Juga:
- Pemetaan Wilayah Adat di Toba, Percepat Penerapan Perda No 6/ 2018
- Tekan Kematian Ibu dan Anak, Ini Dilakukan Dinkes Sanggau
“Karena stunting kita di pisah-pisah. Ada 1.000 hari atau 0-23 bulan kehidupan, dan 24-59 bulan. Tapi secara keseluruhan angka stunting 19,22 persen. Kalau target tiga bulan pertama. Untuk tahun 2022 target kita 18 persen. Tapi sampai triwulan pertama ini Januari sampai Juni, itu kita kan 19,22 persen. Tapi itu boleh dikatakan masih tinggi. tapi ini masih setengah tahun,” bebernya.
Dijelaskannya, pencegahan stunting ada yang namanya sensitif dan spesifik. Kalau sensitif lebih banyak di bidang kesehatan, seperti pelayanan kesehatan. Kalau di luar kesehatan, seperti peran Dinas Cipta Karya dan Dinas Pertanian semua punya program masing-masing.
“Sekarang, kebetulan desa kita undang, dalam pertemuan ini. Ini salah satu program untuk menurunkan stunting. Karena kuncinya ada di desa,” pungkasnya.(pek)