Kubu Raya, BerkatnewsTV. Kader PDI Perjuangan protes keras atas tudingan Gubernur Kalbar Sutarmidji yang menyatakan pencegatan warga terhadap Ketua DPD PDIP Kalbar Lasarus dan rombongan merupakan settingan “sandiwara” yang sudah diatur skenarionya.
“Kalau Pak Midji menuduh settingan, tolong dibuktikan. Kami somasi beliau agar jangan asal ngomong yang membuat masyarakat resah sehingga setiap keluhan masyarakat dituding settingan,” kesal Ketua DPC PDI Perjuangan Kubu Raya, Agus Sudarmansyah kepada BerkatnewsTV, Jumat (13/5).
Agus menyayangkan statemen Sutarmidji tersebut. Padahal itu murni aspirasi masyarakat kepada Lasarus yang saat itu kebetulan sedang melewati Jalan Siduk Siduk.
“Harusnya Pak Midji menyikapi keluh kesah masyarakat itu. Ini lah ciri-ciri pemimpin yang lari dari tanggung jawab. Selalu cari kambing hitam. Nanti kalau setiap masyarakat sampaikan aspirasi atau keluh kesahnya lalu dibilang settingan,” tegasnya.
Disebutkan Agus sejak Sutarmidji menjadi Gubernur Kalbar masih banyak jalan-jalan provinsi yang kondisinya masih rusak berat. Contohnya ruas jalan Kuala Dua – Rasau Jaya di Kubu Raya yang baru diperbaiki di tahun 2021 itupun dengan pokir anggota DPRD provinsi.
“Sedangkan jalan Siduk – Sukadana sudah rusak sejak pak Midji dilantik jadi gubernur hingga saat ini dibiarkan hingga terjadi insiden ini, baru cari kambing hitam mau cari pembenaran,” tuturnya.
Ia katakan APBD Kalbar sejak tahun 2020 memiliki silpa tertinggi. Ini menunjukan daya serap yang rendah. Sementara kondisi jalan provinsi masih banyak yang rusak.
“Ini artinya salah kebijakan dalam mengelola keuangan daerah.
Baca Juga:
Gubernur Kalbar Sutarmidji menduga orang yang mencegat rombongan Ketua PDIP Kalbar itu hanya lah settingan belaka sebab orang tersebut sebelumnya pernah mendapatkan beras betuliskan ‘Puan’ yang dibagikan Lasarus.
Tapi Midji tak persoalkan itu. Sebab yang pasti Midji berjanji akan menangani jalan tersebut hingga tuntas. Apalagi di tahun anggaran 2022 ini, sudah dianggarkan dan akan segera dikerjakan dalam waktu dekat.
“Jalan Siduk – Sukadana sudah dianggarkan dengan pagu Rp15,7 miliar dan hasil lelang Rp13,895 miliar. Kemudian Sukadana-Teluk Batang dianggarkan Rp4,65 miliar,” bebernya usai rapat paripurna di DPRD Kalbar Jumat (13/5) siang.
Diakui Midji, tahun 2018 sebelum dirinya menjabat Gubernur Kalbar, jalan Siduk – Teluk Batang termasuk Jalan Rasau Jaya diusulkan menjadi jalan nasional sehingga membuat penanganannya menjadi terbengkalai.
“Jalan ini pada masa Pak Cornelis diusulkan sebagai jalan nasional. Kalau jalan nasional silakan tanya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), boleh tidak Pemerintah Provinsi tangani. Takutnya nanti temuan karena jalan nasional. Makanya kita biarkan,” tegasnya.
Meski telah diusulkan sejak lama, namun sampai hari ini, jalan tersebut tak kunjung disahkan menjadi jalan nasional. Padahal tambah Sutarmidji, Kalbar memiliki 3 orang wakil rakyat di Komisi V DPR RI namun tak bisa memperjuangkannya.
“Makanya surat pengusulan menjadi jalan nasional itu saya cabut, sehingga tetap jadi jalan provinsi. Saya sudah putuskan, jalan itu kita cabut usulannya menjadi jalan nasional, toh ada anggota DPR kita di sana pun tidak bisa memperjuangkan. Ya sudah jadi jalan provinsi saja, kalau kita biayai pun kita tidak salah,” pungkasnya.(tmB/rob)