Pontianak, BerkatnewsTV. Sungai Kapuas telah menjadi urat nadi kehidupan masyarakat di Kalimantan Barat. Begitu juga dengan transportasi air yang hilir mudik melintasi sungai terpanjang di Indonesia ini membuat Kalimantan Barat kaya akan sejarah maritimnya.
Sungai ini pula yang menjadi saksi bisu dari eksistensi kejayaan pelabuhan rakyat pertama di Kota Pontianak, yaitu Pelabuhan Seng Hie.
Dikutip dari berbagai sumber, sejarah dari nama Pelabuhan Seng Hie tak terlepas dari seorang pengusaha sukses yang menguasai pelabuhan tersebut pada zaman Hindia Belanda bernama Theng Seng Hie.
Pada awalnya, Pelabuhan Seng Hie difungsikan sebagai tempat bongkar muat hasil bumi Kalimantan Barat yang begitu melimpah seperti kayu, lada, intan, emas dan lain-lain.
Tetapi, ibarat roda yang terus berubah, perekonomian di Pelabuhan Seng Hie mengalami kemerosotan di tahun 1930. Hal itu menjadi peluang bagi pemerintah kolonial Belanda untuk mengambil alih pengelolaan pelabuhan tersebut.
Bagaimana tidak? Jalurnya sangat strategis di perlintasan Selat Malaka, Selat Karimata dan Laut Cina Selatan. Alhasil, di masa itu, Pelabuhan Seng Hie kembali hidup.
Baca Juga:
- Pelabuhan Padang Tikar Beralih Fungsi Tempat Wisata
- Habiskan Rp14 Triliun. Pelabuhan Kijing Termoderen di Kalimantan
Tidak lama kemudian, saat masa penjajahan Jepang, pelabuhan tersebut dialih fungsikan sebagai tempat untuk mengirim dan menerima alat senjata untuk keperluan perang.
Baru setelah Indonesia merdeka, Pelabuhan Seng Hie diambil dan dimiliki oleh pemerintah daerah dimana pengelolaan dan kewenangannya diatur oleh Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Perhubungan.
Meskipun masih segelintir masyarakat yang tahu bahwa Pelabuhan Seng Hie juga ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Pontianak, sejarah yang dimiliki oleh pelabuhan ini begitu menarik untuk diketahui. Karena ternyata, dari sinilah awal kejayaan ekonomi kemaritiman di Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak.
Kini, Pelabuhan Seng Hie banyak mengalami perubahan dan rehabilitasi. Aktivitas di pelabuhan ini tak pernah sepi sekaligus terus menggerakkan roda perekonomian maupun gerbang pada jalur transportasi air antar daerah.
Maka, tak heran Pelabuhan Seng Hie menjadi salah satu urat nadi distribusi barang, jasa dan angkutan orang di lintasan Sungai Kapuas. (iki)