Pengungsi Banjir Terpaksa Buat Posko di Areal Pemakaman

Warga RT.5 RW 2 Kelurahan Ulak Jaya terpaksa mengungsi dan membuat posko mandiri di tempat pemakaman umum, lantaran rumah mereka terendam banjir selama tiga pekan lebih.
Warga RT.5 RW 2 Kelurahan Ulak Jaya terpaksa mengungsi dan membuat posko mandiri di tempat pemakaman umum, lantaran rumah mereka terendam banjir selama tiga pekan lebih. Foto: susi

Sintang, BerkatnewsTV. Warga RT.5 RW 2 Kelurahan Ulak Jaya terpaksa mengungsi dan membuat posko mandiri di tempat pemakaman umum, lantaran rumah mereka terendam banjir selama tiga pekan lebih.

Sebanyak 15 KK 50 jiwa warga yang mengungsi di makam tersebut diantaranya 5 orang bayi dan 15 orang anak-anak.

Indra salah satu warga setempat mengatakan bukan tidak ada tempat pengungsian lain selain di tempat makam, namun mereka tidak mau jauh dari tempat tinggalnya.

“Kami sudah tiga pekan lebih mengungsi di tempat makam ini, bukan tidak ada tempat lain , ada tempat yang agak jauh, namun kita kan tidak mau jauh dari rumah nanti repot ngurusnya,” ujarnya.

Indra menuturkan selama mengungsi hampir tidak pernah surut bantuan dari para donasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena semua yang ada di pengungsian bersama-sama menggalang donasi.

Baca Juga:

Untuk kebutuhan air bersih setiap harinya 4 galon, kemudian gas Lpg 3 Kg 1 tabung untuk 2 hari, solar untuk diesel dibutuhkan 20 liter untuk penerangan hingga pukul 5 pagi , mengingat listrik negara di jalur kelurahan Ulak Jaya dipadamkan hingga saat ini belum dapat dinyalakan.

“Alhamdulillah untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari kami semua disini menjaring donasi baik melalui medsos dan lainya, sehingga bagi donatur yang terketuk hatinya langsung datang kesini, jika ada kekurangan kami warga patungan (kumpul-kumpul uang-red),” bebernya.

Sementara Tutut darmini (30) yang memiliki bayi perempuan ini mengaku kebutuhan popok, susu dan kebutuhan bayinya juga terbantu oleh para donatur yang datang.

“Kebutuhan popok bayi, susu dan lain-lain alhamdulillah ada dibantu oleh donatur,” katanya.

Senada dikatakan Kartini yang bagian mengurus dapur mengaku semua kebutuhan dapur juga banyak dibantu oleh donatur, hanya saja dirinya mengaku sedih akses jalan lumpuh total suaminya tidak bisa bekerja dan anak-anaknya tidak bisa sekolah saat belum diliburkan kemarin.

“Saya sedih semua lumpuh total anak-anak tidak bisa sekolah, bapaknya tidak bisa kerja, sementara untuk biaya hidup cukup mahal,” katanya sambil mengusap air matanya yang mulai membasahi pipinya.

Pantauan media ini sepanjang ruas jalan di kelurahan Ulak Jaya yang dihuni 7 RT, 450 KK tersebut rerata air tergenang hingga 2 meter lebih hampir semua rumah terendam, beruntung rumah tingkat dapat dimanfaatkan untuk bertahan dilantai atas (sus)