Sanggau, BerkatnewsTV. Lurah Beringin Kecamatan Kapuas, Roy Manik memberikan klarifikasi terkait dugaan penganiyaan yang Ia lakukan kepada Randika Jauhari Putra di Warung Kopi River X jalan H. Said Kelurahan Beringin.
Ia menyebut, pemicu aksi nekadnya itu bermula dari chat WhatsApp yang dikirim Randika kepada pacarnya, Rabu (13/10).
“Pemicu awal dari chat yang tidak senonoh kepada Awit, pacar saya. Chat tidak senonoh yang menyebut ‘open BO’. Kita sama-sama tahu bahwa itu bahasa untuk pelacur. Jadi saya tidak terima dengan bahasa itu, meskipun dia pacar saya tapi saya serius dengan dia, bahkan dia sudah saya kenalkan dengan keluarga saya di Riau,” ujar Roy, Minggu (17/10).
Roy, yang tahu pacarnya dikirimi chat seperti itu, kemudian menelepon Randika menanyakan maksud dari chat tersebut.
“Saya tanya dulu ke Randika, apa maksud ‘open BO’ saya tanya maksud dia. Tapi dari percakapan itu, dia (Randika) tanya saya ‘kenapa?’. Saya tanya lagi ‘maksud kau chat open BO itu apa. Kemudian saya tanya ‘posisi kau dimana?’. Dia bilang ‘saya di Warkop Rico, sinilah’. Dia tak mau jawab pertanyaan saya, apa maksud open BO itu,” beber Roy.
Baca Juga:
Roy yang sudah naik pitam pun langsung menemui Randika. Terlebih ketika tahu chat ‘open BO’ itu dikirim Randika melalui handphone temannya.
“Kita malu loh. Apalagi yang digunakan untuk chat pacar saya itu bukan HP-nya Randika, itu HP kawannya. Jadi kumpulan di warung kopi pasti tahu, cewek saya di Open BO begitu,” tandasrnya.
Ia membantah melakukan penganiayaan. Yang terjadi, kata Roy adalah perkelahian. Karena Randikan pun disebutnya melakukan balasan berupa pukulan ke arahnya.
“Karena saya juga kena. Sebenarnya malam itu (masalah) kami sudah selesai. Kami sudah saling memaafkan. Itu juga disaksikan dari kepolisian namanya Reno. Di situ ada tempat dia juga, yang ada di warkop. Orang-orang juga banyak menyaksikan. Begitu juga dengan pacar saya. Pada Jumat (15/10) malam saya dapat informasi saya dilaporkan,” ceritanya.
Bahkan, lanjut Roy, Randika sempat meminta maaf kepadanya lantaran chat tersebut. Roy, kemudian juga meminta Randika menelepon Awit untuk minta maaf langsung.
“Saya minta telpon Awit. Karena Awit kan dari Pontianak. Malam itu langsung berangkat. Dia telepon dan saya dengar juga karena menggunakan loud speaker, dan dimaafkan (oleh Awit. Dia bilang ‘ikhlaskan Wit, memaafkan saya’. Setelah itu bubar. Kemudian Randika WA saya lagi ‘minta maaf ya bang’,” pungkas Roy.(pek)