Pontianak, BerkatnewsTV. Masyarakat Kalbar mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberantas tindak pidana korupsi di Bumi Khatulistiwa.
Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Burhanuddin.
“Kami atas nama masyarakat Kalbar sangat mendukung KPK memberantas tindakan korupsi di Kalbar seperti melakukan penggeledahan belum lama ini,” katanya, Selasa (21/9).
Namun, Burhanuddin berharap KPK lebih terbuka kegiatan penggeledahan yang dilakukannya Jumat (17/9) itu.
“Berdasarkan informasi di media online di Kalbar, kita belum dapat menyimpulkan apa perkara dan apa masalahnya. Karena memang terbatas informasi dari pusat sendiri,” kata Burhannudin.
Akan tetapi menurut Burhanuddin, jika KPK sudah melakukan penggeledahan tentu telah memiliki petunjuk dan bukti-bukti.
“Biasanya dalam ilmu hukum. Mengeledah dikarenakan punya petunjuk berupa alat bukti dan petunjuk awal kuat untuk menemukan hubungan. Akan termasuk aneh jika tidak ada petunjuk tetapi digeledah. Pastinya kita tunggu saja keterangan resmi KPK terkait giat di Kalbar kemarin,” ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan KPK menggeledah kantor PT Simba di Dusun Coklat, Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah pada Jumat (17/9).
PT Simba ini diketahui milik seorang pengusaha terkenal di Kalbar yakni Siman Bahar.
Baca Juga:
Empat mobil dikawal mobil patroli Shabara Polresta Pontianak, anggota KPK mendatangi perusahaan milik Siman Bahar itu sekitar pukul 10.45 Wib. Disaksikan petugas keamanan perusahaan, anggota KPK menggeledah dua ruangan berbeda.
Setelah melakukan penggeledahan, memeriksa dokumen dan komputer, rombongan langsung meninggalkan kantor PT Simba.
Setelah itu, KPK dikabar juga menggeledah sebuah kantor money changer di kawasan Jalan Gajahmada milik Siman Bahar. Di sini, KPK juga membawa sejumlah dokumen-dokumen penting.
Dan malamnya penggeledahan di rumahnya di Jalan A Yani, namun Siman Bahar tidak berada di rumah hanya ada istrinya. Siman Bahar dikabarkan sedang mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit.
Siman Bahar diduga terlibat bersama perusahaan lain dalam kasus impor emas senilai Rp47 triliun dari Singapura yang masuk ke Indonesia. Dimana telah terjadi dugaan manipulasi pajak.
“Intinya KPK harus secara transparan berani menjelaskan kepada publik terutama masyarakat Kalbar terkait kegiatan di sini,” tambah Burhanuddin.
Sementara itu, pascapenggeledahan rumah Siman Bahar tampak sepi. Seorang sekuriti yang berjaga mengaku tidak menahu prihal tersebut.
“Saya tidak tahu. Bapak ada di Jakarta, hanya ada ibu sendiri,” kata Hasbi.
Di waktu bersamaan, salah seorang menggunakan motor datang ke rumah Siman Bahar dengan membawa setumpuk dokumen dalam map plastik berwarna putih.(rob/tmB)