Sanggau, BerkatnewsTV. Martin warga Ilir Kota, Kecamatan Kapuas mengungkapkan keanehan kartu vaksinasi Covid-19 yang diterimanya setelah mendapat vaksinasi dosis kedua.
Pasalnya, tanggal pemberian dosis pertama dan merek vaksin di kartu vaksinasi tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
“Saya divaksin di Kodim 1204/Sanggau. Dosis pertama pakai AstraZeneca dan dosis kedua juga sama. Tapi yang tertera di kartu vaksinasi adalah Sinovac. Ini yang saya heran, saya tanya petugasnya kok bisa beda, petugasnya bilang kalau mau dirubah harus melalui operatornya yang di Sintang,” ujarnya usai mendapat vaksinasi dosis kedua, Selasa (14/9).
Martin membeberkan keanehan lain yakni terdapat perbedaan tanggal pelaksanaan vaksinasi dosis pertama.
Diriwayat pemberian vaksin yang tertera di kartu vaksinasi Covid-19, vaksinasi dosis pertama diberikan pada tanggal 7 Juli 2021. Padahal, vaksinasi dosis pertama diberikan kepada Martin pada tanggal 22 Juni 2021.
Baca Juga:
- Vaksinasi Massal di Istana Surya Negara Diikuti Semua Etnis
- Gencarkan Vaksinasi, Midji Tak Gentar Dibully
“Jadi, di status pemberian vaksinasi pada kartu vaksinasi tertulis vaksin pertama tanggal 22 Juni 2021 dan itu betul. Tapi di kartu riwayat vaksin pada kartu vaksinasi yang ada barcode-nya itu tertulis tanggal 7 Juli 2021, ini yang bikin saya heran,” kesalnya.
Martin menyebut, persoalan perbedaan data tidak bisa dianggap remeh. Sebab data mencerminkan kesiapan dan kematangan serta keseriusan dalam menyukseskan program penanganan Covid-19.
“Kalau datanya tidak valid, bagaimana program ini mau berhasil. Apalagi terkesan data yang diupload tidak sesuai fakta di lapangan,” kesalnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting saat dikonformasi mengaku tidak mengetahui bagaimana perbedaan data itu bisa terjadi.
“Secara manual, petugas vaksinasi kita sudah melakukan pendataan secara benar. Tapi kenapa data yang tertera di kartu vaksinasi bisa berbeda, kita tidak tahu juga,” ungkap Ginting.
Namun fakta di lapangan, ia memastikan, vaksinasi dosis pertama dan vaksinasi dosis kedua yang disuntikkan adalah sama yaitu AstraZeneca.
“Terkait kalau ada kekeliruan output data di dalam sistem sedang dipelajari oleh tim. Dan akan ditindaklanjuti untuk perbaikan,” ujar Ginting. (pek)