SMKN 1 Sintang Menjadi Sekolah Pusat Keunggulan

SMKN 1 Sintang yang ditunjukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sekolah pusat keunggulan.
SMKN 1 Sintang yang ditunjukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sekolah pusat keunggulan. Foto: susi

Sintang, BerkatnewsTV. Direktur Jenderal Pendidikan Sekolah Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto menunjuk 900 sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk menjadi SMK Pusat Keunggulan pada tahun ini.

Dari 900 SMK yang ditunjuk menjadi SMK Pusat Keunggulan, 490 SMK diantaranya merupakan SMK yang menerima bantuan pendanaan program Center of Excellence (CoE) pada tahun 2020 lalu salah satunya SMKN 1 Sintang yang beralamat di Jalan MT.Haryono, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang.

Kepala SMKN 1 Sintang Maria Victoria menyatakan tujuan utama dari program itu, adalah mampu menciptakan kepala sekolah dan guru-guru SMK yang memiliki inovasi dan berani berubah dan memastikan link and match dengan dunia usaha dan industri.

“Program sekolah keunggulan ini kita dituntut bikin kreativitas, punya ide, bikin terobosan, mampu berkolaborasi dalam mengembangkan teaching factory dengan didukung studi kejuruan yang beragam.” katanya, Senin (23/8).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut bahwa saat ini ada guru yang di in house training (IHT) selama 10 hari

“Nah dalam kontek itu di tahun 2021 program dalam rencana kerja Mendikbud sekolah merdeka atau sekolah penggerak maka digunakan kurikulum baru , dalam kontek tersebut guru SMK di IHT kan selama 10 hari sejak 2 agustus hingga ditanggal 13 agustus , dihari minggu dan tanggal merahnya libur itu ada IHT dari komite pembelajaran dimana komite pembelajaran sudah dilatih secara nasional oleh narsasumber dari Dikbud , jadi disitu kita dilatih bagaimana kurikulum sekolah penggerak ini dijalankan oleh TK – SMK di sekolah sekolah penggerak dimana kurikulum itu diisyaratkan agar perubahan dispektrum ,” ujarnya.

Lanjut Maria sekolah keunggulan sama halnya dengan Program Sekolah Penggerak, sekolah penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Baca Juga:

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

“Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.”bebernya.

Program tersebut kata dia berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan. Perbedaannya adalah, Program Sekolah Penggerak merupakan program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah Daerah terdiri dari 5 jenis intervensi yang terintegrasi berupa pendampingan konsultatif dan asimetris kepada Pemerintah Daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan guru, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah.

“Program tersebut memiliki ruang lingkup untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan SLB, baik sekolah negeri dan swasta mencakup seluruh kondisi
Dilakukan secara berkelanjutan, hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak,”ucapnya.

Program Sekolah Model atau Sekolah Rujukan merupakan program Pusat dengan intervensi parsial, berupa Bimtek,Bantuan Pemerintah,Ruang lingkup tidak mencakup seluruh kondisi sekolah.

Kurikulum Khusus
Program Sekolah Penggerak dilakukan dengan lima intervensi untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Diantaranya meliputi penguatan sumber daya manusia, pembentukan paradigma belajar yang baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah dan pendampingan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Kurikulum diterapkan untuk Sekolah Penggerak dari PAUD, SMP, SMA dan SLB kita terapkan. Jadi memang betul ada penerapan terbatas dari kurikulum yang dirancang tahun 2020,” ucapnya.(sus)