Sanggau, BerkatnewsTV. Kehadiran Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang beroperasi di sepanjang aliran Sungai Kapuas dikeluhkan sejumlah warga yang bermukim di hilir Sungai terpanjang di Kalimantan itu.
Tidak hanya mengeluhkan kondisi air yang mulai keruh, warga juga mengeluhkan serangan penyakit gatal – gatal yang menyerang mereka.
“Sudah banyak keluhan, terutama di Sebongkup dan Balai Nanga, kebetulan ada sepupu di Balai Nanga,” kata warga Dusun Penyeladi Hilir Ade Burhanudin kepada wartawan, Rabu (17/2).
Dikatakan Ade, biasa kalau air kemarau sumber air bersih yang biasa Ia gunakan adalah dari Sungai Kapuas. Air sungai Ia sedot menggunaan mesin pompa dari Sungai ke rumah, namun karena saat ini kondisi Air sungai keruh maka sangat Ia sayangkan.
“Kalau kemarau sungai kapuas ini sumber air kami, kami naikan pakai mesin pompa, sekarang air kapuas sudah keruh biasanya kalau debit air sekarang sudah jernih,” terang dia.
Baca Juga:
- Bupati Akui Galau Kasus Kekerasan Anak Meningkat Tiap Tahun
- Polisi Temukan Fakta Baru Kasus Pelecehan Seksual Kepala Imigrasi Entikong
Oleh karenanya, sebagai orang yang tiap hari menggunakan sungai Kapuas untuk mandi dan mencuci, Ade berharap agak tidak ada lagi aktifitas PETI di hulu sungai Kapuas
“Kemàna aparat yang terkait air sungai kapuas sudah keruh banyak yang sakit gatal – gatal karena air sungai untuk keperluan kami mandi dan mencuci,” pungkasnya.
Terpisah, Kabid Promosi Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Najori belum berani menyimpulkan ada atau tidaknya pencemaran lingkungan akibat aktifitas PETI. Hal itu karena harus melalui proses uji laboratorium.
“Nanti akan saya sampaikan ke Puskesmas Mukok untuk ngambil sampel. Kita akan uji di Lab Pontianak. Dari situ nanti kita tahu kualitas air sungai kita,” ungkapnya.(pek)