Cegah Kejahatan Anak, PATBM Dibentuk Shelter Dibangun

Kepala Dinas P3AP2KB Kubu Raya saat kegiatan PIK.
Kepala Dinas P3AP2KB Kubu Raya saat kegiatan PIK. Foto: ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Kubu Raya menyatakan telah berupaya melakukan pencegahan terjadinya kejahatan terhadap anak termasuk penanganan korban.

Kepala Dinas P3AP2KB Kubu Raya, Dyah Tut Wuri Handayani mengatakan untuk pencegahan dilakukan dengan konsep berbasis masyarakat dengan melakukan sosialisasi tentang hak-hak konvesi anak di tingkat desa.

Ini dilakukan oleh Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), yakni pegiat-pegiat anak di desa.

“Tugasnya pencegahan dan mendampingi korban jika ada kasus. Ini sudah ada di 8 kecamatan. Tinggal di Kecamatan Batu Ampar yang akan dibentuk bulan November,” tuturnya.

Untuk pencegahan ini, pihaknya sambung Dyah, juga melibatkan perempuan desa dan pondok-pondok pesantren.

“Kita juga punya Pusat Informasi Konseling Remaja (Konselor sebaya), Forum Duta Genre (Generasi Berencana) yaitu program untuk membantu remaja menyiapkan kehidupan berkeluarga dan Forum Anak Daerah (FAD),” terangnya.

Sementara untuk penanganannya tambah Dyah, yakni berupa pendampingan psikolog untuk psikis korban. Sebab tidak jarang kekerasan juga berdampak terhadap psikologis korban.

“Ini kami titipkan ke shelter di P2TP2A Provinsi Kalbar. Namun tetap kami yang mendampingi bersama KPAID untuk memantau perkembangan kondisi si anak. Kalau rawat inap tetap kita faslitasi ke rumah sakit,” jelasnya.

Bagi yang masih sekolah juga didampingi untuk proses belajar mengajarnya apalagi saat ini dengan sistem daring. Ini dimaksudkan supaya hak belajar anak tetap terakomodir.

Setelah kondisi si anak sudah stabil maka akan dikembalikan ke pihak keluarga yang dianggap mampu untuk merawatnya. Namun, sejauh ini belum ditemukan korban yang mengalami traumatik berkepanjangan.

“Jika masih ada masalah dengan si anak setelah dipulangkan maka akan diberikan lagi pendampingan terutama oleh PATBM di tingkat desa,” jelasnya.

Baca Juga:

Disebutkan Dyah, usia korban yang ditangani bervariasi mulai dari 5 tahun, tingkat SD hingga SMA. Para pelaku justru lebih banyak orang terdekat.

“Motifnya pornografi dari medsos, film porno bernuansa kekerasan, keingin tahuan hubungan seksual, pemahaman kesehatan reproduksi remaja yang masih minim,” bebernya.

Untuk shelter, disebutkan Dyah, pihaknya telah memprogramkan tahun depan. Ini sudah diekspos saat musrenbang, namun karena tahun ini pandemi covid-19 sehinga dibatalkan.

“Dokumen kajian akademiknya sudah dibuat. Jadi kami sedang merintis kelembagaannya untuk menjadi UPTD,” tuturnya.(rob)