Sanggau, BerkatnewsTV. Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perikanan (Dihangpang Hortikan) Sanggau tetap konsisten membangun sektor perikanan selain padi dan jagung.
Plt Kadihangpang Hortikan Sanggau, Kubin mengatakan dari sisi ketahanan pangan, masyarakat sangat memerlukan gizi yang bersumber dari perikanan.
“Kita dari pemerintah daerah sangat konsisten untuk membangun perikanan ini. Kita ada namanya budidaya ikan, baik di sungai maupun di danau, ini terus kita kembangkan dan menjadi perhatian kita,” ujarnya, Selasa (21/7).
Karenanya untuk keberlangsungan ekosistem, kualitas air harus tetap dijaga. “Pengawasan dan pembinaan masyarakat di sekitar air juga ada. Tetap jalan dan terus kita lakukan,” pungkasnya.
Selain itu, ketersediaan bibit juga harus tetap dijaga. Sejauh ini, ketersediaan bibit ikan bersamaan dengan paket kegiatan berupa keramba apung maupun terpal plastik. Dishangpang Hortikan juga memiliki Balai Benih di Sejuah sebagai tempat produki benih, yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Apakah benih tersebut diberikan cuma-cuma? Dijelaskan Kubin bahwa pihaknya akan menyusaikan.
“Ketika kuat untuk cuma-cuma, kita cuma-cuma. Ketika belum kuat, misalnya untuk operasional di sana. Misalnya beli umpan, listrik, oksigen air, karena perlu biaya di sana mungkin akan dipertimbangkan untuk itu. Selain dibagi juga dijual. Dalam aturan retribusi, kita jual bibit ini ada kontribusi ke PAD. Masih dikenakan biaya lah. Biaya dari masyarkaat itu untuk kontribusi untuk PAD,” terang dia.
Baca Juga:
- Giliran PTPN XIII Ngadu ke Bupati. PH: Mediasi, PTPN Diminta Konsisten Aturan
- Kisruh Dengan PTPN XIII, Warga Meliau Ngadu ke DPRD
Kubin mengatakan sebenarnya masih banyak tempat di Kabupaten Sanggau yang potensial untuk budidaya ikan. Terlebih kegiatan-kegiatan dalam hal perikanan juga cukup banyak.
“Seperti keramba apung, waring apung, kolam pagong, restocking benih. Restocking benih ini, bisa kami tebarkan benih di suatu bendungan besar, atau bisa juga di air sungai. Kemarin kan di Sungai Sekayam kita lepas. Minimal bagi kami 5000 ekor. Kalau di kolam: nila, patin, lele. Kalau di sungai, bisanya ikan jelawat,” tuturnya. (pek)