Singkawang, BerkatnewsTV. Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie angkat bicara mengenai narasi rekaman yang dicitrakan sebagai bagi-bagi proyek seperti yang beredar di media sosial.
Ia membantah isi dari rekaman itu untuk bagi-bagi proyek kepada anggota dewan. Lantaran hal tersebut telah menjadi fitnah dan menimbulkan kegaduhan di media sosial.
“Padahal rapat tersebut membahas program pembangunan di Kota Singkawang dan perekamannya pun tidak dilakukan secara utuh,” kata Tjhai Chui Mie, Minggu (5/7).
Dia sangat menyayangkan hal itu terjadi, karena sepertinya tidak ada etika bagi orang yang merekam pembicaraan tersebut.
Menurutnya, rekaman pembicaraan yang beredar itu adalah membahas mengenai program pembangunan.
“Jika yang direkam itu dari awal, tentu itu merupakan hal yang sangat bagus. Karena wajar masyarakat bisa mengetahuinya. Namun yang ditampilkan di media sosial adalah merupakan sebuah penggalan rekaman, sehingga diduga ada niat yang tidak baik bagi perekamnya,” ujarnya.
Menurutnya, rekaman suara yang beredar adalah merupakan rekaman yang terjadi pada tahun 2018 (sebelum Pileg).
“Mereka (Anggota Dewan) yang termasuk dalam Badan Anggaran menghadap saya waktu itu, karena ingin memperjuangkan semua aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat di masing-masing daerah pemilihannya (Dapil),” ungkapnya.
Sehingga, mereka datang agar dirinya bisa mengakomodir aspirasi yang disampaikan masyarakat.
“Saya selaku Wali Kota tentunya tidak bisa serta merta bisa langsung mengakomodir karena yang membahas RAPBD adalah TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) dan Badan Anggaran,” jelasnya.
Karena, di satu wilayah daerah pemilihan (Dapil), sudah pasti anggota dewannya tidak sendirian. Dan mungkin dari satu wilayah pemilihan (Dapil), ada pekerjaan yang sama. Seperti parit, jalan atau jembatan yang sama.
“Jadi, jka ada yang sama, sudah pasti akan kita coret,” tuturnya.
Mengenai rekaman suara yang beredar, tentu akan membuat masyarakat akan menjadi gelisah dan bertanya-tanya. Karena yang ditampilkan adalah merupakan sebuah penggalan rekaman saja.
“Bagi masyarakat yang tidak paham, mungkin bisa percaya kalau itu merupakan pembicaraan bagi-bagi proyek,” katanya.
Tetapi jika direkam dan ditampilkan secara penuh, dia yakin masyarakat akan mengerti apa yang sedang dibahas.
“Apa yang dilakukan oleh perekam merupakan kesalahan yang sangat fatal. Karena merekamnya secara menyeluruh sehingga membuat kegelisahan dan kegaduhan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia menegaskan, bahwa apa yang disampaikan oleh Badan Anggaran pada saat itu adalah besaran program kegiatan di wilayahnya masing-masing, bukan uang.
Seperti halnya ia juga pernah minta anggaran ke Kementerian untuk Land Clearing Bandara Kota Singkawang sebesar Rp90 Miliar dan yang disetujui hanya Rp10 Miliar.
“Programnya yang dibangun untuk dan dinikmati oleh masyarakat dimasing-masing Dapilnya. Jadi bukan uangnya,” tegasnya.
Kalau bahasa yang disampaikan oleh perekam itu bagi-bagi proyek, dia menilai jika itu merupakan pemahaman yang negatif.
“Saya sangat keberatan,” katanya.(mzr)