Sanggau, BerkatnewsTV. Kepatuhan manajemen RSUD M.Th Djaman dalam menerapkan protokol kesehatan ditengah pandemi COVID-19 patut dipertanyakan.
Sebagai instansi pemerintah, mestinya pihak manajemen melengkapi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan yang sejalan dengan protokol kesehatan covid-19.
“Tadi saya terkejut melihat pelayanan RSUD M.Th. Djaman yang notabennya merupakan milik pemerintah. Saya lihat langsung untuk hari ini yang tersedia hanya sabunnya saja. Untuk airnya sendiri setelah keran kita buka, tak ada mengalir. Tong air juga kosong,” ungkap Anggota DPRD Sanggau, Yulianto ketika berkunjung ke RSUD MTh Djaman Sanggau, Kamis (25/6).
Dikatakan Yulianto, saat ini Pemerintah Kabupaten Sanggau melalui tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19, sedang gencar melawan covid-19.
Berbagai sosialisasi pun dilakukan. Tidak sedikit pula anggaran yang dikeluarkan, tetlebih cukup banyak juga korban akibat ganasnya virus ini, meskipun akhirnya para korban dimyatakan sembuh.
Pada kesempatan itu, Yulianto menyarankan, kalaupun air tak tersedia di RSUD MTh Djaman, setidaknya disediakan hand sanitizer.
“Kalau untuk masker saya lihat pengunjung dari rumah sakit ini sudah sangat patuh, dan sudah disiplin. Tinggal bagaimana pihak rumah sakit menyediakan untuk cuci tangan. Jangan sampai putus. Karena rumah sakit notabenenya pintu depan pemutus Corona, apabila seperti ini, kita tak berharap terlalu banyak,” ujarnya.
Legislator Partai Hanura itu juga menyoroti tempat petugas screening di depan pintu masuk utama rumah sakit tersebut yang terlihat kosong. Sementara para pesien atau pengunjung rumah sakit masih ramai.
“Kalau bisa 24 jam. Setiap pengunjung yang masuk harus dilakukan tes suhu dengan thermo gun,” pungkasnya.
“Tadi saya lihat pengunjung yabg besuk menggunakan name take, ada jadwalnya, pagi jam 11 00 – 13.00 Wib, sore dari jam 16.00 – 19.30 Wib. Minimal jam itulah dicek, bebernya.
Baca Juga:
Dikonfirmasi, Direktur RSUD M.Th Djaman, Edy Suprabowo mengatakan selama pandemi petugas screening bertugas dari pukul 08.00-11.00.
“Sampai loket tutup. Kalau ada pasien di atas jam tersebut akan dilayani di IGD,” kilah Edy via Whats App, Kamis (25/6).
Terkait soal air cuci tangan yang tak mengalir, seorang petugas RSUD M.Th Djaman sempat menjelaskan kepada Yulianto bahwa hal itu disebabkan leding yang tak mengalir. Meski juga memiliki sumur bor, tetap tak mencukupi kebutuhan air RSUD.
“Dari leding kita tampung dulu ke bak air, kapasitasnya enam ton. Itu untuk memenuhi kebutuhan air secara keseluruhan. Memang ada sumur bor, tapi juga harus disaring lagi. Dua kali saring.Untuk bagian ada masing-masing penampung airnya, misalnya untuk cuci darah, VIP, dan bagian-bagian lain,” terangnya. (pek)