Swab Balita Meninggal di Mempawah Masih Diteliti Lab

Sekretaris Daerah Kalbar Harrison
Sekretaris Daerah Kalbar Harrison

Pontianak, BerkatnewsTV. Hasil swab balita 4,5 bulan yang meninggal di RS Rubini Mempawah belum masuk di laboratorium.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harrison, balita ini swabs nya masih di RS Rubini Mempawah, belum sempat diantarkan ke Dinkes Provinsi Kalbar lantaran baru meninggal tadi Rabu (17/6).

“Namun pada Senin dan Selasa tangal 15-16 Juni kemarin telah diambil swabnya,” katanya lewat voice confrence, Rabu (17/6).

Dijelaskan Harrison, bahwa dokter Spesialis anak yang merawat balita tersebut pada Kamis (11/6) malam.

Dari hasil pemeriksaan klinis dan rontgen, balita tersebut diagnosis pneumonia. Namun, hasil rapid testnya non reaktif.

Baca Juga :

Lalu pasien ini ditetapkan sebagai PDP.

“Hari Senin tanggal 15 Juni 2020 dilakukan rontgen ulang, hasilnya masih pneumonia. Pasien dilakukan lanjutan penatalaksanaan untuk pneumonianya,” terangnya.

Ia katakan dokter menduga bahwa disamping pneumonia bayi ini juga menderita jantung karena pada saat menangis anak ini bertambah sesak.

Harrison jelaskan penetapan PDP itu biasanya berdasarkan gejala klinis dan rontgen. Kalau gejala klinis atau rontgen ke arah Pneumonia (radang karena infeksi paru) maka ditetapkan sebagai PDP (pasien dalam pengawasan)

“PDP itu ditegakkan untuk kewaspadaan para dokter dan tenaga kesehatan lain yang sedang merawat pasien tersebut, tentang kemungkinan pasien ini tertular COVID-19,” tuturnya.

Kewaspadaan ini ia sebutkan lebih dimaksudkan agar para petugas melakukan pemantauan perawatan dan pengobatan dengan sebaik2nya dengan selalu memperhatikan protap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

“Pasien PDP biasanya juga ditegakkan dengan memanfaatkan rapid test. Bila rapid test reaktif petugas kesehatan akan melakukan pengambilan swabs untuk dilakukan pemeriksaan PCR sebagai golden standar dalam menegakkan diagnosis COVID-19,” bebernya.(tmB)