Sintang, BerkatnewsTV. Satu bulan lamanya Syahroni Orang Tanpa Gejala (OTG) menyandang status reaktif sejak diambil rapid tesnya pada tanggal 30 April 2020 di posko Covid-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang.
Dan diambil Sampel swab tanggal 1 dan 2 mei 2020 di rumah sakit rujukan AM Djoen kabupaten Sintang.
Selama dirinya menyandang OTG yang reaktif, Roni taat pada protap kesehatan dengan mengisolasi mandiri di rumahnya. dengan arahan dan petunjuk tim dinas kesehatan.
“Seiring dengan waktu setelah 30 hari hasil swab saya belum keluar. Saya sudah berkali-kali menanyakan hal ini ke petugas gugus tugas. Kadinkes Sintang Harysinto Linoh menjawab banyak kewenangan mengenai hasil swab adanya di tim gugus tugas di pusat,” tulis Roni.
Di antara ketidak pastian itu, OTG harus merasakan beban psikologi yang teramat berat.
Baca Juga:
* Empat OTG di Sintang Diawasi Ketat
* Pemkab Sintang Berencana Beli PCR
“Menyandang status OTG bukan lah perkara mudah. Banyak dampak yang saya alami, dampak ekonomi keluarga, psikologis, sosial lingkungan,” tulis satu di antara sekian ratus OTG di Kabupaten Sintang yang menunggu hasil swab PCR keluar.
“Saya sudah taat, patuh dan sabar, tapi ingat semuanya itu juga ada batas waktu. “Sekali lagi saya bertanya, kapan hasil swab kami para OTG Kabupaten Sintang keluar?,” tanya Roni.
Dia mengaku bingung, kenapa di daerah lain, hasil swabnya justru lebih cepat keluar dalam kurun waktu tiga sampai dengan 14 hari.
“Kenapa kami di Sintang sampai 30 hari belum keluar hasilnya, ada apa?,” tanya dia.
Diharapkan kepada pemerintah yang berwenang untuk punya solusi kongkrit terhadap warga yang berstatus OTG supaya mendapatkan hak untuk pelayanan kesehatan.
“Demi untuk saya sendiri, keluarga dan masyarakat lain saya memohon kepada pemerintah yang berwenang dalam hal penanganan Covid-19 di semua tingkatan untuk punya solusi konkrit terhadap status saya dan teman-teman OTG lain di Kabupaten Sintang.” pintanya.
“Karena kami juga adalah warga negara Indonesia yang punya hak utk mendapatkan pelayanan kesehatan,” pungkasnya.
Bupati Sintang, Jarot Winarno memastikan pihaknya bakal menssupport dan menyampaikan keluhan tersebut.
Dalam video confren dengan Gubernur Kalbar Bupati Sintang juga menyampaikan keluhan tersebut.
“Kami juga mengeluhkan soal lambatnya mendapatkan hasil swab. Ada pasien yang sudah dirawat 28 hari tetapi belum menerima hasil tes swab. Itu terlalu lama dan menyulitkan kami dan menyerap anggaran yang besar,” bebernya.
Padahal ia sebutkan secara klinis orang ini sudah bisa dipulangkan. Pihaknya sudah meminta kepada Tim Gugus Tugas Nasional untuk membeli alat polymerase chain reaction.
“Kami juga berharap Pemprov Kalbar bisa membantu kami karena kalau alat PCR ini ada, kami bisa melayani tes untuk pasien di Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau dan Sanggau,” pungkasnya.(yti)