Tiga Daerah di Kalbar Zona Merah. Pontianak Terbanyak Kasus Covid-19

Data DInas Kesehatan Kalbar tentang perkembangan kasus covid-19 di Kalbar hingga Kamis (7/5) pukul 08.00 wib

Pontianak, BerkatnewsTV. Tiga daerah di Kalbar masuk dalam zona merah wabah corona atau virus covid-19. Ketiga daerah itu yakni Kota Pontianak, Kabupaten Ketapang dan Kota Singkawang.

“Penyebarannya di tiga daerah ini transmisi lokal bukan impor dari daerah atau negara lain,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harrison, lewat voice confrence, Kamis (7/5).

Data Dinas Kesehatan Kalbar hingga Kamis (7/5) menunjukan kasus covid-19 di Kota Pontianak terbanyak di Kalbar. Dengan jumlah konfirmasi positif 51 orang (hingga sore hari), ODP sebanyak 353 orang, PDP 31 orang dan OTG berjumlah 1 orang.

Kemudian disusul Kabupaten Ketapang dengan konfirmasi positif 12 orang, ODP sebanyak 1252 orang, PDP 4 orang dan OTG tidak ada.

Terbanyak ketiga yakni Kota Singkawang dengan jumlah konfirmasi positif 7 orang, ODP sebanyak 367 orang, PDP 3 orang dan OTG tidak ada.

Sementara Melawi dan Sekadau tidak ada kasus konfirmasi positif. Namun jumlah ODP di Sekadau 329 orang dan PDP 1 orang sedangkan di Melawi jumlah ODP 192, ODP dan OTG tidak ada. (Data lengkap lihat tabel diatas).

Secara keseluruhan di Kalbar, kasus konfirmasi positif covid-19 sebanyak 90 orang terdiri dari 12 orang dirawat, 67 orang isolasi ketat, 8 orang sembuh dan 3 orang meninggal dunia.

Sedangkan status PDP sebanyak 85 orang, terdiri dari 68 dirawat (menunggu hasil lab), 17 orang isolasi, 100 orang eks PDP Negatif dan 50 eks PDP meninggal dunia.

Sementara status ODP sebanyak 9221 orang, terdiri dari 3328 proses pemantauan dan 5893 selesai pemantauan.

Status OTG berjumlah 6 orang terdiri dari 1 orang isolasi dan 5 orang selesai pemantauan.

Sementara itu Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono akui
terjadi peningkatan kasus covid-19 berdasarkan hasil rapid tes reaktif di sejumlah tempat umum.

Hasil pemeriksaan swab yang cepat ini juga bisa memberikan gambaran penyebaran Covid-19. Dengan hasil rapid test yang reaktif saja itu sudah memberikan gambaran.

“Jumlahnya 272 orang. Kita yakin yang reaktif ini artinya sudah 70 persen positif, walaupun belum tentu hasil swabnya juga positif,” pungkasnya.

Dengan demikian, sambungnya, akan mudah dalam melakukan tracing wilayah maupun orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.

Sehingga upaya untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat. “Kalau seandainya tidak segera diputus, dikuatirkan bisa menjadi carrier menyebar virus kemana-mana,” kata Edi.

Edi menyayangkan masih banyak warga yang beraktivitas di luar sehingga pembatasan fisik belum sepenuhnya diterapkan.

“Tanpa dukungan dan disiplin masyarakat, pandemi ini akan terus berlarut-larut dan semakin lama akan semakin berat untuk menanggung beban ini, belum lagi persoalan sosial yang timbul,” sebut Edi.(rob/jim)