Heboh 10 Tenaga Medis Jalani Isolasi, Ini Penjelasan Direktur RSUD Sanggau

Direktur RSUD MTh Djaman Edi Suprabowo mengklarifikasi terkait beredarnya surat nomor: 445/385/RSUD/2020 perihal perintah isolasi mandiri yang ditandatangani 20 April 2020. Foto: Pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Direktur RSUD MTh Djaman Edi Suprabowo mengklarifikasi terkait beredarnya surat nomor: 445/385/RSUD/2020 perihal perintah isolasi mandiri yang ditandatangani 20 April 2020.

Dalam surat yang telah beredar luas di masyarakat tersebut, ada 10 nama yang diminta melakukan isolasi mandiri di mes diklat Sanggau Permai setelah menangani pasien atas nama Yustina Tinem.

“Surat ini sebetulnya dikeluarkan atas permintaan sendiri oleh 10 orang tenaga medis tersebut. Ini karena simpang siurnya informasi yang diterima oleh teman – teman yang ada di RSUD termasuk ke-10 orang ini,” kata Edi kepada wartawan, Rabu (22/4).

Dikatakan Edi, tenaga medis yang merujuk pasien atas nama Yustina Tinem menerima informasi yang simpang siur sehingga atas inisiatif sendiri sebagai bentuk kewaspadaan meminta kepada direktur untuk mengeluarkan surat sebagai bentuk pertanggungjawaban administrasi.

“Informasi yang beredar, ada yang menyatakan bahwa hasil rapid tes si pasien ini reaktif, tapi ternyata hasil rapid tesnya bukan terkait dengan covid-19, memang reaktif tapi untuk penyakit yang lain. Nah ini yang disalah artikan teman – teman sehingga mereka meminta ke pihak manajemen RSUD untuk memberikan surat isolasi mandiri demi mencegah kejadian – kejadian yang tidak diinginkan,” jelas Edi.

Atas kejadian tersebut, sebagai Direktur RSUD, Edi menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien yang menjadi tidak nyaman atas surat yang seharusnya tidak beredar di masyarakat.

“Jadi surat ini dibuat untuk memenuhi administrasi internal RSUD supaya mereka punya kekuatan kalau tidak melaksanakan tugas,” pungkasnya.

Edi mengaku tidak tahu bagaimana surat yang ditandatangani itu bisa beredar di masyarakat.

“Jadi sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar – besarnya kepada pihak keluarga yang mungkin merasa tidak nyaman dengan adanya surat tersebut,” ujarnya.

Edi menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan konfirmasi kepihak RSUD Soedarso yang merawat pasien atasnama Yustina Tinem dan juga Rumah Sakit Antonius sebagai penerima rujukan yang pertama, bahwa hasilnya reaktif tapi untuk penyakit yang lain bukan karena covid-19.

“Kami juga dapat informasi dari RSUD Soedarso bahwa pasien ini di rawat di bangsal biasa bukan di ruang isolasi pasien covid-19,” imbuhnya.

Dari informasi tersebut, pihak RSUD, dikatakan Edi akhirnya menarik 10 tenaga medis yang sebelumnya menjalani isolasi mandiri di mes diklat Sanggau Permai untuk bertugas kembali.

“Terkait beredarnya surat itu, nanti akan kita selidiki bagaimana surat itu bisa beredar. Yang pasti kalau itu pegawai kita tetap diberikan sangsi administrasi sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.(pek)