Sintang, BerkatnewsTV. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat di Kalbar telah terjadi tujuh kali gempa bumi.
Gempa bumi tersebut terjadi dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir sejak tahun 2011 hingga 2020.
Berikut data katalog gempa bumi signifikan yang terjadi di Kalbar :
1. 23 Agustus 2011 (M:4,3) di Sambas
2. 24 Agustus 2011 (M:4,6) di Bengkayang
3. 24 Agustus 2011 (M:3,7) di Landak
4. 14 Mei 2015 (M:4,2) di Bengkayang
5. 24 Juni 2016 (M:S,0) di Ketapang
6. 27 Maret 2019 (M:3,1) di Sintang
7. 22 Februari 2020 (M135) di Sintang
Menurut Kepala Sta Met Kelas III Susilo – Sintang, Supriandi kondisi Geologis Kalimantan Barat secara geologi dan tektonik sebagian besar wilayahnya banyak terdapat kelurusan dari sesar tua.
“Terdapat sesar yang sudah lama dikenali sebagai formasi Sintang yang berumur Oligosen berupa sesar mendatar sinistral, yaitu Sesar Adang,” ungkapnya.
Seperti gempa di Sintang 22 Februari lalu, pemicunya yaitu sesar aktif. Sintang berada pada jalur sesar naik. Struktur sesar ml berarah tenggara barat laut.
“Sesar Naik adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya,” terangnya.
Maka tahun 2020 ini BMKG akan membangun tujuh Shelter Broadband Seismograph (SBS) di Kalimantan Barat.
Ke-7 SBS itu tersebar di Kabupaten Sambas, Landak, Kayong Utara, Sanggau, Melawi, dan Kabupaten Kapuas Hulu (2 buah).
“Dengan semakin rapatnya jaringan pendeteksi gempa bumi ini diharapkan informasi getaran atau gempa bumi di Kalbar bisa dideteksi dengan tepat, cepat dan akurat,” tambahnya.
Sementara tiga alat pendeteksi gempa bumi yang aktif dan beroperasi di Kalbar yaitu di Sintang dan Ketapang (Nanga Tayap dan Kendawangan).(yti)