Siswi Korban Candaan Teman Alami Cedera

Op terbaring lemah di rumah sakit akibat candaan teman yang menarik kursi tempat duduknya di sekolah. Foto: Ist

Sintang, BerkatnewsTV. Op seorang siswi di Sintang hingga Selasa (18/2) masih tak berdaya di bangsal di RSUD Ade M Djoen.

Ia mengalami cidera dibagian pinggul kanan dan paha akibat candaan yang dilakukan teman sekolahnya saat menyelesaikan persentasi hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia depan kelas.

Ketika hendak duduk kembali, Op dijahili temannya. Kursi yang biasa diduduki Op ditarik temannya sehingga berakibat tubuhnya terduduk di lantai dalam posisi miring.

“Peristiwa itu ketika gurunya sedang keluar. Di kelas sedang dilakukan diskusi. Pas selesai, anak itu mundur mau duduk, kursinya ditarik sama kawannya,” ungkap Guru BP, Marhadi.

Korban memang langsung jatuh dan tak bisa jalan. Langsung jatuh, kemudian dipapah dibawa ke ruang UKS .

Untungnya, persitiwa itu mendapat penanganan cepat termasuk Kepala Sekolah, yang saat itu ada ditempat dan juga menolong korban.

“Kami bawa ke Puskemas. Oleh Puskemas dirujuk ke rumah sakit. Saya tanya, katanya sakit bagian pinggul sampai kaki,” bebernya.

Sementara Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rossa Trifina memastikan kondisi korban dalam dua hari terakhir semakin membaik.

Hanya saja Rossa tidak membeberkan secara detail kondisi kesehatan korban.

“Kalau laporan yang saya dapat bahwa keadaan umum baik. Kalau ada info terbaru lagi, saya kabari,” janji Rossa dihubungi melalui WhatsApp.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sintang mengaku mendapat kabar itu dari media sosial yang telah viral. “Kami tahunya justru dari media sosial,” ujar Sekretaris Disdikbud Sintang, Magdalena Ukis.

Meski belum mendapat laporan resmi atas persitiwa itu, pihaknya tidak tinggal diam dengan tetap bergerak memonitor kondisi korban.

Disdikbud juga telah memanggil pihak sekolah untuk mengetahui duduk perkaranya.

“Intinya kami dari pihak dinas tidak tinggal diam saja. Walaupun pihak sekolah belum melapor, kita tetap bergerak,” tegasnya.

Pihak sekolah juga menginisiasi jalannya musyawarah mengundang kedua belah pihak ke sekolah. Orangtua siswa AG juga sepakat untuk tanggung jawab membantu biaya pengobatan korban.

KPAI dan kepolisian juga sudah meminta keterangan namun kedua belah pihak enggan memberikan.

“Waktu KPAI dan kepolisian minta keterangan, mereka juga tidak bersedia memberikan keterangan. Karena sudah selesai secara kekeluargaan,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Sintang, Gisi.

Candaan menarik kursi atau bahkan ikut challlenge yang saat ini viral seperti skull breaker challenge sebaiknya dihindari.

Meski niatnya bercanda untuk hiburan, candaan dan tantangan itu menimbulkan dampak yang sangat berbahaya. Paling fatal, bisa menyebabkan kematian.

“Semua itu berbahaya. Ini bukan permainan aman. Tidak boleh dilakukan. Saya sangat melarang keras candaan dan challlenge yang saat ini sedang viral,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh.

Menurut Sinto, candaan menarik kursi orang yang akan duduk dapat berakibat fatal. Tulang ekor bisa patah bisa menyebabkan kecacatan permanen terhadap korbannya.

“Begitu dia jatuh, tulang ekornya jatuh ke lantai keras, patah tulang ekor dan punggung. Di situ ada ribuan saraf dan pembuluh darah, berbahaya,” terangnya.(yti)