Sanggau, BerkatnewsTV. Kain kalengkang adalah salah satu kain yang memiliki nilai sejarah bagi Kerajaan Sanggau. Saat ini banyak generasi milenial yang tidak mengetahui tentang kain kalengkang tersebut.
Menurut Ketua Dekranasda Sanggau Arita Apolina, kalengkang selain mempunyai nilai budaya juga nilai seni dan sejarah. Maka selayaknya generasi muda harus mengenalnya.
“Kita ingin mengajarkan kepada generasi muda nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam kalengkang. Kita dorong pelestariannya melalui pelatihan di sekolah,” tuturnya, Rabu (13/2).
Diakui Arita, tidak mudah melestarikan Kalengkang, dimana pasang surut perjuangan pelestariannya itu kerap dirasakan. Misalnya terkait bahan dan keuletan dan kekurangan SDM yang dimiliki untuk menghasilkan produk kalengkang yang berkualitas.
“Bahannya saja tahun 2009 itu Rp350 ribu per gulung, sekarang sudah Rp1,8 juta. Jadi cukup mahal memang kalau biaya produksi, tapi dari sisi nilai dan sejarah yang terkandung dalam kalengkang ini sebenarnya tidak cukup untuk mengapresiasikan nilai-nilai yang sudah diturunkan leluhur kita,” pungkasnya.
Saat ini, kata Arita, sudah ada sekitar 100 pengerajin mengikuti pelatihan pembuatan kalengkang, tetapi yang mahir, ulet dan tekun melestarikan kalengkang ini tidak lebih dari 10 orang.
“Inilah salah satu hambatan dan juga tantangan bagi kita untuk melestarikan kalengkang ini terutama kepada para pelajar di sekolah-sekolah. Kalau hanya tergantung kepada yang mau saja mungkin waktunya agak cukup lama karena pembuatan kalengkang ini memerlukan waktu yang tidak sebentar hingga berbulan-bulan dan butuh keuletan juga kesabaran,” terangnya.
Sementara itu, penggiat kesenian dan budaya Sanggau Sunaryo Adema mengatakan, untuk memperkenalkan sulaman kalengkang kepada generasi muda, Ia telah memasukannya kedalam pelajaran prakarya.
“Supaya bisa mengabadikan. Di SMPN 2 Sanggau sudah masuk tahun keempat materi tentang Kalengkang ini diajarkan di sekolah. Untuk kelas delapan seputar materi dan untuk kelas 9 sudah mulai praktek. Tujuannya anak harus tahu apa itu Kalengkang (dari materi pelajaran). Kemudian melestarikan. Karena ini kalau tidak dilestarikan akan habis. Kalau ada produknya bisa disalurkan melalui dekranasda nantinya,” tutur dia.
Kepala Disperindagkop dan UM Sanggau Syarief Ibnu Marwan menyampaikan untuk pelestarian sulaman kalengkang ini, pihaknya rutin mengadakan pelatihan-pelatihan kepada pengrajin.
“Kalengkang ini warisan leluhur kita. Meskipun disetiap Kabupaten ada, akan tetapi yang aslinya tetap dari Sanggau karena milik kerajaan Sanggau. Makanya kita tetap minta izin kepada pihak Kerajaan khususnya untuk beberapa motiv yang kita jadikan ornamen seperti dasi, kopiah dan syal,” ujarnya.
Kedepan, lanjut Marwan pihaknya sudah mengajukan permohonan ke Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) agar diberikan gerai di Perbatasan Kecamatan Entikong untuk menampilkan kerajinan-kerajinan.(pek)