Sanggau, BerkatnewsTV. Bupati Sanggau, Paolus Hadi tampak kesal mengetahui data anak putus sekolah di kabupaten yang dipimpinnya tergolong tinggi.
Ia sebutkan, rata-rata anak putus sekolah di Sanggau lebih dari seratus anak per tahun. Akibatnya, Indek Pembangunan Manusia (IPM) Sanggau rendah.
“Belum lagi saya ngomong putus sekolah, parah Sanggau ini. Mana Kadis Pendidikan, atau yang mewakili. Tahu kamu data yang putus sekolah. SD, SMP, SMA, rata-rata di atas seratus per tahun, maka indeks pembangunan manusia kita masih rendah,” katanya.
Fakta itu disampaikan Paolus Hadi saat pelantikan Ketua TP PKK dan Bunda PAUD kecamatan, Rabu (5/2).
Maka ia meminta TP PKK dan semua stakeholder dan Forkompimda turut aktif menekan angka putus sekolah tersebut.
“Pertanyaannya apa fungsi PKK disitu? Apa fungsi kalian membangun dasa wisma? Kalian cek dasa wisma, ada ndak anak-anaknya putus sekolah. Kenapa putus sekolah. Makanya penting PKK itu,” ujar PH.
Menurutnya percuma jika dasa wisma tak memanfaatkan data yang ada dengan baik.
“Kalau dasa wisma tidak memanfaatkan data dengan baik, bapak-bapak Camat yang terhormat, percuma kalian. Hanya memberi data. Karena saya tahu sudah ada yang malas kerja di kecamatan. Kalau lihat muka sih layaklah kalian ini. Jangan belum apa-apa minta pindah. Ku pindahkan lagi nanti jauh-jauh. Semangat ya,” pinta Bupati.
Ia menilai menyedihkan jika jumlah anak putus sekolah yang lebih dari 100 per tahun.
“Apa guna kita ngomong besar soal maju dan terdepan. Buka data di Bappeda. Kalian buka. Yang menyedihkan misalnya alasannya, tak mampu sekolah karena jalan hancur misalnya. Siapa salah? Kita. Ndak mampu sekolah, ndak mampu beli seragam, siapa salah? Kita,” pungkas PH.
Orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu mengaku bersyukur lantaran orang tuanya berani keluar dari kampung untuk menempuh pendidikan.
“Syukur bapak saya dulu berani keluar dari kampung sehingga bisalah aku jadi bupati. Jaman sekarang, banyak anak-anak kita yang tak berani keluar dari kampung. Mengapa ? soal pendidikan, soal keluarga,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sanggau, Sudarsono menyampaikan bahwa pada tahun 2020 pihaknya menyiapkan anggaran bantuan untuk 100 orang anak putus sekolah.
“Sekitar 100 anaklah yang kita bantu tahun ini,” ujarnya
Sudarsono juga menjelaskan maksud dari putus sekolah tersebut supaya masyarakat paham.
“Umpamanya begini, anak SD misalnya. Dia putus kelas berapa? Kenapa sampai dia putus sekolah? Apakah karena biaya atau ada kasus lain? Kalau masalahnya biaya maka kita siap membantu, tapi kalau berhentinya ini ada kasus sosial misalnya ini tidak bisa kita fasilitasi atau bantu,” jelas dia.
“Dan beda antara yang putus sekolah dengan tidak melanjutkan. Dan prioritas yang kita bantu ya yang putus sekolah,” tegasnya. (pek)