Singkawang, BerkatnewsTV. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sampai dengan tanggal 30 September 2019 telah mencakup lebih dari 221 juta jiwa.
Bekerja sama dengan lebih dari 27 ribu fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, Program JKN-KIS hadir memberikan manfaat jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia yang telah terdaftar.
Salah satu manfaat jaminan pelayanan kesehatan yang diberikan Program JKN-KIS adalah penjaminan Hemodialisa atau cuci darah bagi pasien gagal ginjal.
Ibu Lina Usman (79) adalah pasien gagal ginjal yang telah memanfaatkan Program JKN-KIS untuk berobat. saat sedang menjalani cuci darah (01/10) waktu lalu, Lina dan cucunya menyampaikan kisah dan pengalamannya selama ini.
“Nenek saya sudah dua tahun ini menjalani cuci darah, setiap hari Selasa dan Jumat saya yang mengantar ke rumah sakit. Sebelumnya nenek berobat dengan biaya sendiri dan ternyata biayanya cukup mahal. Satu kali cuci darah biayanya hampir satu juta rupiah,” ungkap Vivi, cucu Nenek Lina.
Sedangkan dalam sebulan nenek Lina paling tidak melaksanakan 8 kali cuci darah. Besar sekali biaya yang harus dikeluarkan. Namun setelah menjadi peserta JKN-KIS, seluruh biaya pengobatannya sudah dijamin oleh Program JKN-KIS sehingga ia tidak lagi khawatir dengan biaya pengobatan .
Nenek Lina yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sangat bersyukur dengan adanya Program JKN-KIS ini.
“Bersyukur sekali dengan adanya Program JKN-KIS. Dengan membayar iuran Rp80.000,- setiap bulannya sudah bisa cuci darah dengan rutin, tidak sebanding dengan pelayanan yang telah saya dapatkan. Saya sudah dua tahun menjalani cuci darah dan juga sempat beberapa kali dirawat inap di rumah sakit. Jika ditotal mungkin sudah menghabiskan ratusan juta rupiah,” tuturnya.
Ia mengaku cukup puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit.
“Selama menjalani perawatan, petugas rumah sakit sangat ramah dan perhatian dengan setiap pasien, proses administrasi juga sangat mudah. Tidak ada perbedaan antara peserta JKN-KIS dengan pasien umum. Saya cukup puas dengan pelayanan yang telah diberikan,” ujarnya.
Di usianya yang tidak lagi muda, menjalani perawatan hemodialisa dua kali dalam seminggu bukanlah hal yang mudah. Terkadang terasa sangat lelah dan berat untuk dijalani, namun ia tidak menyerah dan tetap semangat.
Ia senantiasa bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. Ia berharap agar Program JKN-KIS dapat terus berjalan dan membantu masyarakat yang membutuhkan. (rls)