Waspadai Radikalisme dan Intoleran, Guru Perkuat Empat Pilar

Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya foto bersama usai memperingati Hari Guru dan HUT PGRI. Foto: Ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Guru di Kubu Raya diminta untuk mewaspadai paham-paham radikal maupun intoleransi dalam dunia pendidikan yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebab menurut Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo, guru memiliki tugas yang cukup berat untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik bangsa.

“Tugasnya itu sangat rentan terpapar oleh paham radikal dan intoleran. Maka para guru mesti melakukan penguatan terhadap empat pilar yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” kata Sujiwo dihadapan para pengurus PGRI Kubu Raya, Kamis (28/11).

Sujiwo mengingatkan itu lantaran saat ini telah banyak kelompok atau oknum yang ingin merongrong empat pilar terutama Pancasila. Hal itu terlihat dari munculnya oknum-oknum yang terpapar paham radikal dan intoleran mulai memasuki dunia pendidikan.

“Ini menjadi tantangan kita bersama untuk menangkalnya. Ketika empat pilar ini dirongrong dan dihantam terus maka Indonesia akan ambruk. Jadi, jangan sampai ini terjadi maka harus dikuatkan empat pilar terutama di dunia pendidikan yang dimulai dari usia sekolah dasar,” jelasnya.

Harapannya menurut Sujiwo mesti ada mata pelajaran atau mata kuliah untuk membangun karakter (character building) bagi siswa dan mahasiswa. Kalau yang dulu pernah dilakukan yakni Penataran Pendidikan dan Pengamalan Pancasila (P4).

“Ini harus dihidupkan kembali. Membentuk karakter siswa dan mahasiswa harus terus dilakukan agar mereka tidak terpapar oleh kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu anggota DPD RI, Sukiryanto mengatakan empat pilar wajib hukumnya untuk ditanamkan ke masyarakat.

“Seperti guru sangat berperan menanamkan empat pilar ke murid-muridnya yang jumlah ratusan. Jadi sangat penting bagi guru,” jelasnya.

Diakui Sukiryanto sejauh ini ia belum dapat mengetahui ada oknum guru yang terpapar radikalisme maupun intoleran. “Radikalisme itu oknum. Bukan muslim. Itu hanya kesalahan dalam memahami karena bukan ajaran agama,” tegasnya.(rob)