Petani Gula Aren Semabi Lemah Kemasan Produk

Gula aren semabi di Sekadau

Sekadau, BerkatnewsTV. Akhirnya keluhan para petani gula aren di Desa Semabi Kecamatan Sekadau Hilir memasarkan produknya ditanggapi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DINKOP UKM dan Perdagangan) Kabupaten Sekadau.

Selain jajaran Dinas Koperasi, UKM Dan Perdagangan dalam kunjungan tersebut juga hadir Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sekadau, Kristianus Rupinus dan Wakilnya, Viktima Hery Supriyanti Aloysius tak cuma berdialog dengan petani. Tim juga langsung memantau langsung proses pembuatan Gula Aren oleh sejumlah petani Gula Aren di Semabi.

Salah seorang petani gula aren, Tamrin berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada mereka berupa sokongan permodalan dan pemasaran.

Kristina Rupinus mengatakan untuk saat ini memang masih ada sejumlah kelemahan dari produk gula aren asli Semabi dan salah satu kelemahan itu adalah masalah kemasan yang belum modern.

“Saya harap instansi terkait bisa terus memberikan bimbingan agar kemasan produk gula aren Semabi bisa dimodernisasi,” ujar Kristina.

Harapan memodernisasi produk kemasan Gula Aren juga disampaikan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sekadau, Viktima Hery Supriyanti Aloysius, ia pun memacu agar Dinas memberikan pelatihan pengepakkan atau packaging produk andalan Semabi tersebut.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Sekadau, Hironimus berjanji untuk memberikan pelatihan kepada petani Gula Aren Semabi dalam mengemas produk andalan mereka.

“Kami juga memastikan sudah mengajukan anggaran dana pelatihan pengemasan produk gula aren Semabi melalui APBD Perubahan ini,” kata dia.

Pihaknya akan mendatangkan instruktur yang berpengalaman dan hal itu dilakukan demi dilakukan kualitas produk yang dihasilkan.

Produksi gula aren dari Semabi memang sudah cukup dikenal masyarakat di Kabupaten Sekadau tak menutup kemungkinan produk itu bisa dipasarkan secara luas dan jika pengelolaan dan pemasarannya bisa dikemas dengan baik.

Seperti diketahui permasalahan yang selalu dihadapi para petani sejak dulu yakni sulitnya menjual hasil produksi.

Petani mengaku bahwa para pengrajin gula aren atau gula botong ini tak jarang mengalami kerugian lantaran gula aren yang mereka produksi tidak dapat dipasarkan alias tidak terjual.(her)