FKUB di Sekadau Perkuat Persatuan Cegah Intoleran dan Radikalisme

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sekadau menggelar Dialog Lintas Agama dengan Tokoh Masyarakat, Pemuda dan Ormas Se-Kabupaten Sekadau untuk mencegah Intoleran dan Radikalisme. Foto: Herry

Sekadau, BerkatnewsTV. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sekadau menggelar Dialog Lintas Agama dengan Tokoh Masyarakat, Pemuda dan Ormas Se-Kabupaten Sekadau untuk mencegah Intoleran dan Radikalisme, Kamis (22/08).

Wakil Bupati Sekadau, Aloysius berharap forum ini menjadi sangat penting karena mereka bisa memberikan pemahaman sekaligus sebagai mediator di masyarakat.

“Kita berharap tidak termakan isu dan tidak terpancing oleh hal-hal yang bersifat negatif. Kita harus mempekuat kebersamaan, salin pengetian, saling menjaga, hormat menghormati dan menghargai antar umat beragama agar keutuhan NKRI menuju sekadau maju, mandiri dan berdaya saing,” kata Aloy.

Wabup berharap di forum ini tercipta deklarasi yang menjaga keberagaman kabupaten sekadau dan hal ini harus disosialisasikan ke tingkat kecamatan masing-masing.

“Jangan sampai kabupaten sekadau ini terjadi hal hal yang buruk karena akan berpengaruh terhadap pembangunan.

Keutuhan antar umat beragama harus dijaga dengan baik khususnya untuk kabupaten sekadau,” ujarnya

Ketua FKUB Sekadau, Paulus Lion mengatakan, tujuan diadakan dialog ini yaitu untuk memperkuat persatuan dan kesatuan untuk merajut kebersamaan antar unat beragama dalam menciptakan kabupaten sekadau yang aman dan damai.

“Pertemuan ini sendiri kita laksanakan untuk mengantisipasi hal-hal atau isu-isu terakhir yang dipandang dapat memperkeruhkan suasana sehingga kita sebagai tokoh masyarakat atau tokoh agama dapat menularkan hal-hal yang baik kepada masyarakat,” ungkap Paulus.

Lanjut dia, bagi pengurus FKUB hal yang harus dipegang yaitu saling menghormati antar umat beragama, sehingga dapat mempersatukan baik tenaga maupun dana untuk pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebersamaan itu mahak sekali harganya.

“Tidak ada agama yang mentolerir untuk menyakiti kelompok lain. Pesaudaraan itu meskipun runtuh itu tetap harus lestari dengan demikian tujuan perjuangan bangsa yang diikrarkan oleh pejuang yang memproklamasikan kemerdekaan bisa tercapai,” tukasnya.(her)