Sintang, BerkatnewsTV. Banyaknya petugas maupun pengawal Pemilu yang meninggal dunia membuat semua pihak terhentak, berduka, juga prihatin.
Kejadian ini membuat sejumlah pihak bertanya-tanya dan menginginkan agar kematian petugas pemilu ini diselidiki secara mendalam.
“Ini perlu ada penelitian atau semacam pengumpulan data dan fakta, apa sebenarnya penyebab banyaknya korban meninggal, apakah karena sekedar kelelahan, atau ada tekanan, atau karena memang yang bersangkutan punya riwayat penyakit,” kata mantan Ketua KPU Sintang, Supranto Aji.
Supranto berpandangan, perlu diteliti lebih lanjut soal banyaknya petugas maupun pengawal Pemilu yang gugur. Apalagi, di Kabupaten Sintang sendiri saat ini diketahui sudah ada enam orang yang gugur.
Salah satunya, Panitia Pengawas Desa (PPD) Dedai Kanan, Nani Rosmaini meninggal dunia setelah menjelani operasi sesar. Saat menjalankan tugasnya, Nani kondisinya hamil tua.
“Belajar kasus ini tentunya (panitia) harus lebih jeli dalam (proses) rekrutmen. Harus diperhatikan kondisi kesehatannya,masa orang dalam kondisi hamil tua disuruh kerja ngawasi pemilu yang itu bisa 24 jam,” tuturnya.
Supranto juga menyinggung lemahnya komunikasi KPU RI sehingga menyebabkan ketidakpercayaan. Padahal seharusnya manajemen kinerja KPU harus bisa memberikan rasa nyaman kepada petugas.
“Sekarang kan mereka seperti tertekan karena komunikasi KPU RI yang kurang berjalan dengan baik, yang menyebabkan KPU seperti tidak netral, padahal saya yakin mereka netral, hanya bahasa komunikasi publik yang kurang baik,” jelasnya.(sus)