Wali Kota Pontianak Bentuk Tim Gabungan Selidiki Penyebab SMPN 22 Ambruk

Sepuluh ruang sekolah SMP Negeri 22 Pontianak di Gang Purnama Agung V Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan tiba-tiba ambruk pada Jumat (26/4) sekitar pukul 15.30 wib. Foto: Ist

Pontianak, BerkatnewsTV. Sepuluh ruang sekolah SMP Negeri 22 Pontianak di Gang Purnama Agung V Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan tiba-tiba ambruk pada Jumat (26/4) sekitar pukul 15.30 wib.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Aktifitas belajar mengajar sudah usai sejak pukul 10.30 wib pagi. Sehingga sekolah dalam keadaan kosong.

Kabar ambruknya SMP Negeri 22 ini begitu cepat tersebar luas. Hanya selang setengah jam puluhan siswa, kepala sekolah, guru-guru maupun warga sekitar berkerumun di lokasi kejadian.

Tak lama kemudian, aparat kepolisian serta Wali kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono juga tiba untuk melihat langsung.

Wali Kota Pontinak Edi Rusdi Kamtono akan mengevaluasi seluruh konstruksi bangunan sekolah yang ada di Pontianak.

“Seluruh anak SMP 22 akan dipindahkan ke SMPN 6. Terus anak SD 15 ditempatkan di SD yang ditempatkan sekitar Purnama ini seperti SDN 14 dan SDN 33,” kata Edi Kamtono.

Selain itu langkah selanjutnya Edi Kamtono akan membentuk tim terdiri dari ahli bangunan dan PUPR Kota Pontianak untuk menyelidik penyebab ambruknya bangunan SMPN 22 tersebut.

“Kita akan membentuk tim ahli gedung dan PUPR. Karena tahun 2006 ini adalah gedung pembelian, kita akan mengecek ulang seluruh bangunan sekolah termasuk gedung SMA negeri 10 Pontianak, kita lihat dulu hasil kajian dulu. Gedung ini kontruksi kayu apakah kena rayap, saya kuatir juga. Akan kita cek segera,” terangnya.

Kepala SMP Negeri 22 Pontianak Santoso mengaku terkejut ketika mengetahui bangunan sekolah ambruk. Ia pun bergegas menuju sekolah.

“Saya dapat informasi dari guru, dan melihat gedung sekolah ini ambruk. Syukurnya kegiatan belajar udah selesai sejak pukul 10.35 wib. Jadi saat kejadian tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar berlangsung,” terangnya.

Sugeng Triono seorang guru SMPN 22 mengatakan gedung ini baru dipakai tahun 2007.

“Sekitar 13 tahun kami pakai, sebelumnya dipakai SMKN 2, Jadi saat ini kami pun tidak tahu apa penyebabnya. Untuk sementara anak-anak kelas 7 dan kelas 8 dipindahkan belajar ke SMP 6 Pontianak,” jelasnya.(rob)