Kubu Raya, BerkatnewsTV. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kubu Raya kembali marak. Padahal, setiap tahunnya sosialisasi, edukasi hingga regulasi bahkan ancamannya sering kali disampaikan kepada masyarakat.
Menurut Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo dibutuhkan komitmen bersama untuk pencegahan dan penanganan karhutla, baik itu dari pemerintah, kelompok masyarakat maupun TNI-Polri.
“Jadi harus ada komitmen yang riil dari seluruh pihak. Meskipun upaya preentif dan preventif tetap dilakukan dan juga dilakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang rentan karhutla,” tuturnya, Selasa (26/3).
Sujiwo menilai dengan kondisi geografis Kubu Raya yang begitu luas serta jumlah penduduk yang padat menjadi tantangan ia dan Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan untuk melakukan pengawasan dan pencegahan karhutla.
“Jelas ini menjadi tantangan kami berdua agar karhutla tidak terus menerus terjadi di Kubu Raya,” ucapnya.
Menyinggung anggaran, Sujiwo memastikan pemda telah menganggarkan untuk penanganan karhutla yang dialokasikan melalui instansi teknis terkait.
“Memang untuk saat sekarang ini APBD 2019, kami masih melanjutkan dari pemerintahan sebelumnya. Akan tetapi sudah ada masuk dalam bansos tak terduga,” ungkapnya.
Namun mulai tahun depan Sujiwo memastikan alokasi anggaran untuk karhutla akan lebih fokus terintegrasi hingga sampai ke tingkat desa.
“Jadi, bisa juga sampai ke tingkat desa melalui dana desa dialokasikan untuk penanganan karhutla,” pungkasnya.
Sementara itu warga di Parit Munggu mas RT 03 RW 08 Dusun Jaya Desa Sui Enau Kecamatan Kuala Mandor B Kabupaten Kubu Raya kewalahan memadamkan kobaran api yang semakin membesar akibat terjadi karhutla.
Menurut Kepala Dusun Jaya Desa Sui Enau Kecamatan Kuala Mandor B Abdul Halim, peristiwa karhutla itu telah berlangsung selama tiga hari.
Akibat kejadian itu, diperkirakan 200 hektar lahan hangus terbakar. “Sampai hari ini masih berlangsung. Sekitar 200 ha lah yang terbakar. Tanaman warga banyak yang terbakar seperti nanas, sawit juga tanaman lokal lainnya,” tutur Halim.
Halim mengaku warga kewalahan untuk memadamkan api lantaran hanya dengan menggunakan alat seadanya. “Kami hanya bisa padamkan dengan satu mesin robin milik desa. Dibantu dengan MPA. Jika tidak ada turun hujan beberapa hari, maka sulit untuk dipadamkan,” ucapnya.
Apalagi, kondisi sekarang diungkapkan Halim, api semakin menjalar ke perumahan warga. Diperkirakan sekitar 500 meter semakin dekat.
Ia berharap pemerintah daerah dapat segera melakukan penanggulangan agar kebakaran tidak meluas lebih jauh. Apalagi peralatan pendukung yang dimiliki warga dan desa tidak memadai.(rob)