Pontianak, BerkatnewsTV. Mahasiswa Jepang dari Kyorin University Tokyo melakukan Proyek Sosial (Social Project) Smart City di Pontianak yang merupakan program dari AIESEC Untan.
Proyek Smart City tersebut yaitu kampanye sosial berkaitan dengan alam terutama proses daur ulang sampah yang berlangung selama enam minggu.
Dua diantaranya yaitu Karen Mariyuma dan Kotaro Nomoto. Dijumpai BerkatnewsTV di Kafe Tok Ali Jalan Pangeran Natakusuma, Rabu (6/3) sore, mereka mengaku ini merupakan kali pertama mereka datang ke kota khatulistiwa.
“Saya belum pernah mendengar Kota Pontianak sebelumnya. Bahkan saya searching di internet dimana letak Kota Pontianak. Ternyata dekat dengan laut dan dilintasi garis khatulistiwa,” ujar Karen.
Sementara Kotaro mengungkapkan bahwa Kota Pontianak sangat panas. Beda jauh dengan iklim cuaca di negaranya.
“Pontianak sangat panas, sangat berbeda dengan iklim di Jepang. Ternyata seperti ini cuaca di kota yang dilintasi garis khatulistiwa,” ungkap Kotaro.
Mereka berdua pun menceritakan kesan selama menjalankan proyek sosial mereka di Kota Pontianak. Mulai dari keramahan masyarakatnya hingga keprihatinannya tentang kondisi lingkungan di Kota Pontianak.
“Saya merasa sangat senang melihat mereka begitu antusias mendengar cerita dan pengalaman saya di Jepang. Tapi saya cukup prihatin melihat banyak sekali sampah di jalanan ketika saya berkeliling menggunakan motor. Bahkan saya pernah melihat orang buang sampah di sembarang tempat begitu mudahnya,” tutur Karen.
“Masih banyak sampah dimana-mana dan itu merupakan satu masalah yang besar. Tetapi orang-orang disini sangat ramah. Walau jujur Bahasa Inggris saya tidak fasih mereka banyak menolong saya,” imbuh Kotaro.
Maka dari itu, mereka berharap lewat social project yang mereka lakukan dapat memberikan sedikit kontribusi perubahan untuk Kota Pontianak yang lebih bersih dan hijau.
“Karena pada intinya tujuan kami kesini ingin membantu agar kota Pontianak bisa lebih baik dan lebih bersih serta lebih hijau dan sejuk,” ujar Kotaro
“Tetapi pertama-tama kita harus mengubah mindset dulu bahwa membuang sampah sembarangan itu tidak baik. Selain membuat kota menjadi tidak indah bisa menimbulkan berbagai masalah seperti banjir dan sumber air bersih jadi tercemar,” sambung Karen. (iki)