Sembuhkan PDAM Tirta Raya dari Sakit, Sujiwo Janji Perbaiki Air Bersih

Salah satu kondisi IPA PDAM di Kecamatan Kubu yang tidak berfungsi sehingga kebutuhan air bersih masyarakat setempat tidak dirasakan. Ini menjadi tantangan direktur baru untuk membenahi pelayanan air bersih di Kubu Raya. Foto: Dok BerkatnewsTV.

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Saat menyampaikan visi misi dalam rapat paripurna istimewa DPRD Kubu Raya, Rabu (20/2), Muda Mahendrawan dan Sujiwo sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya telah berjanji akan membuat berbagai terobosan program pembangunan.

Salah satunya ialah air bersih yang akan dilakukan penataan. Mengingat ini menjadi kebutuhan dasar yang belum dirasakan maksimal masyarakat Kubu Raya selama 11 tahun sejak Kubu Raya terbentuk.

Idealnya kapasitas PDAM adalah 320 liter/detik namun di Kubu Raya sekitar 110 liter/detik. Jumlah pelanggan pun hanya sekitar 17 ribu.

Apalagi, PDAM Tirta Raya Kubu Raya merupakan salah satu PDAM di Kalbar yang dikatagorikan sakit oleh pemerintah pusat.

“Ini akan kita perbaiki. Pertama kita akan perbaiki di tubuh manajemen di PDAM kemudian menginventarisir jaringan-jaringan yang berfungsi dan tidak berfungsi,” kata Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo.

Tatkala itu dilakukan maka sambung Sujiwo pihaknya akan dapat tahu langkah-langkah yang akan diambil.

“Terutama untuk di wilayah perkotaan mulai dari Serdam, Sui Raya, Parit Baru, Teluk Kapuas, Arang Limbung, Limbung hingga Kuala Dua. Setelah itu merambah ke daerah lain,” jelasnya.

Sejumlah booster yang tidak maksimal operasionalnya bahkan ada yang terlantar sehingga tidak berfungsi rencananya akan dihidupkan kembali seperti di Kuala Dua, Lantang Tipo, Kapur hingga di Sui Kakap akan dimaksimalkan.

“Jadi, kita akan maksimalkan yang belum maksimal, Kita akan lebih baik yang belum baik. Termasuk juga verifikasi dan validasi data karena ketika tidak valid maka tindakan yang akan kita ambil pasti salah,” tuturnya.

Ia mencontohkan bantuan kesehatan seperti BPJS yang ternyata 50 persen bukan diterima oleh warga Kubu Raya. Maka validasi data ini mesti dilakukan secara berkala minimal tiga bulan sekali.

Selain itu juga disebutkan Sujiwo generasi milenal juga menjadi atensi. Mengingat mereka banyak yang alergi untuk mengembangkan usaha di pedesaan.

“Misalnya beternak bebek, ayam atau ikan. Padahal ini potensi besar untuk menghidupkan ekonomi,” pungkasnya.(iki)