Warga Simba Raya Blokir Jalan, Janji Sutarmidji pun Dipertanyakan

Ratusan warga Simba Raya Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang memblokir akses jalan provinsi Sintang - Ketungau Hulu yang menghubungkan keempat kecamatan.FotoL Susi

Sintang, BerkatnewsTV. Ratusan warga Simba Raya Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang memblokir akses jalan provinsi Sintang – Ketungau Hulu yang menghubungkan keempat kecamatan pada Selasa (12/2).

Warga merasa kesal lantaran hingga kini belum ada tanda-tanda jalan tersebut akan dilakukan perbaikan oleh pemerintah.

Jalan status provinsi ini kondisinya rusak parah bak bubur lumpur bagi pengendara harus ekstra hati-hati jika tak ingin amblas dan mandi lumpur baik roda dua maupun roda empat serta roda enam.

Sementara untuk roda empat maupun lebih, bisa melintasinya jika doble gardan. Namun tak jarang pula ada yang amblas. Sementara untuk roda dua, sedikitnya ada 8 jembatan darurat yang dibuat oleh warga sepanjang jalan tersebut agar dapat melintas.

Hanya saja konsekuensinya, pengendara roda dua membayar Rp2 ribu hingga Rp5 ribu apabila ingin melintasnya. Sehingga dengan kondisi tersebut bagi pengendara roda dua hampir Rp50 ribu menggelontorkan dana bila pulang-pergi.

Koordinator Aksi, Remegius mengatakan, warga hanya menuntut perbaikan jalan apalagi jarak tempuh antara pusat kota kabupaten hanya berjarak 7 km bahkan di Dak Jaya sudah terlebih dulu di hitamkan.

Janji Gubernur Sutarmidji pun dipertanyakan warga yang menuntut untuk segera direalisasikan.

“Kami juga menuntut janji Gubernur Kalbar sat berkunjung ke tempat kami bahwa akan memperbaiki jalan dan akan memanggil pihak perusahaan namun hingga hari ke- 17 belum juga terealisasi,” katanya.

Warga memastikan akan menggelar aksi lebih besar lagi gabungan dari seluruh desa di empat kecamatan jika tuntutan itu tidak direspon.

Kepala Desa Simba Raya, Sugiono bahwa janji Gubernur Kalbar saat kunjungan kerjanya pada 25 januari lalu mengatakan, bahwa akan memanggil 8 perusahaan yang berada di Binjai-Ketungau untuk perbaikan.

“Tapi sampai hari ini tidak ada realisasinya. Apakah gubernurnya belum panggil atau memang perusahaan yang melalaikan. Kita tidak tahu. Makanya janji itu juga menjadi tuntutan warga,” terangnya.

Dijelaskannya, bahwa satu bulan sebelum kunjungan gubernur, masyarakat sudah berencana melakukan aksi. Hanya saja setelah mendapat informasi kedatangan gubernur, niat tersebut diurungkan. Karena masyarakat ingin melihat dulu apa solusi yang akan diberikan.(sus)