loading=

Seputar Diskusi Jurnalis, Persma: Wartawan Bukan Tuhan

Pontianak, BerkatnewsTV. Mengenal dunia pers dan idealisme pers mahasiswa. Itulah tema diskusi dan belajar bersama di Lembaga Pers Mahasiswa WARTA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Ketua Umum LPM WARTA IAIN Pontianak, Farli Afif, menjelaskan diskusi ini dilakukan guna membuka kekritisan menyoal dunia pers dan idealisme pers mahasiswa di era sekarang.

“Pesertanya adalah seluruh cawan (Calon Wartawan),” kata Farli Afif, di sela diskusi Minggu (14/10) yang menghadirkan pemateri seorang jurnalis senior dan juga mantan aktivis pers mahasiswa, Aceng Mukaram.

Farli Afif menuturkan, pers tidaklah hanya sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan, tetapi juga menjalankan kontrol sosial.

Dalam konteks penegakan keadilan dan kebenaran, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, supremasi hukum dan HAM. Pers juga secara aktif melakukan pengawasan berkaitan dengan kepentingan publik.

“Idealisme adalah harga mati. Komponen dasar dari pers itu sendiri yang berposisi sebagai penuntun arah profesionalitas kewartawanan,” katanya.

Farli mengatakan terpenting bagi seorang pers adalah kepekaan, kemauan, tanggung Jawab, apa adanya dan tidak memihak.

“Menjunjung tinggi etika di atas segalanya. Karena wartawan bukan Tuhan. Bukan maha tahu segalanya,” tuturnya.

Ketua Panitia, Herman Pelani Sandu, menuturkan ada hal baru apa yang disampaikan pemateri. Hal itu juga menjadi rujukan baru guna membangun kekritisan saat ini.

“Alhamdulillah diksusi tadi bisa berjalan dengan baik,” kata Herman Pelani Sandu, yang hobi desain grafis fotografi dan perfilman itu.

Herman menilai, antusias para calon wartawan (cawan) LPM WARTA Pontianak dengan semangatnya yang menggebu-gebu dan berapi-api.

“Saya sendiri sebagai panitia merasa senang dan semangat tentunya,” tuturnya.

Ia berharap, belajar bersama selanjutnya, seluruh pengurus bisa berkontribusi dan seluruh cawan bisa hadir.

“Tidak sekadar asal-asalan tentunya. Ini pembelajaran bersama bagi kita semua,” kata dia.

Peserta belajar bersama, Fitriani Purbowati N, mengaku senang mengikuti proses belajar bersama.

“Tersusun rapi kegiatannya dari awal sampai selesai,” katanya.(rob)