Sintang, BerkatnewsTV. Aktivitas Pertambangan Emas Ilegal (PETI) di aliran Sui Kapuas di Desa Simba Raya Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang marak.
Bahkan, diantara mereka mengaku telah menyetor ke pihak desa untuk memuluskan aktifitasnya, ibarat upeti. Namun dibantah keras kepala desa.
“Tiap harinya ada sekitar 300-an set lebih lah alat PETI yang operasi di sini. Ini bukan hal baru karena sudah bertahun -tahun,” ujar seorang penambang yang enggan namanya disebutkan saat ditemui sambil menunjuk ke arah deretan alat yang tengah beroperasi.
Selain jumlahnya yang banyak ia juga menyebutkan tiap harinya para penambang harus memberi upeti kepada oknum aparat desa setempat per harinya Rp150 ribu per mesin, diambil setiap satu minggu sekali.
“Mereka itu setoran per harinya Rp150 an ribu dan diambil seminggu sekali oleh aparat setempat,” celotehnya.
Sementara itu Kades Simba Raya Sugiyono yang berusaha dikonfirmasi berkilah dan mengaku sudah dari pejabat sebelumnya telah mengeluarkan larangan PETI beroperasi di jalur sungai tersebut sejak tahun 2015 silam namun hingga sekarang di jabatannya ini masih juga beroperasi.
“PETI sudah ada sebelum saya menjabat dan masa transisi ini dimanfaatkan oleh para penambang lagi untuk membukanya. Kalau income dari penambang untuk desa selama saya menjabat belum ada dan sebelum-sebelumnya juga tidak ada sama sekali,” bantahnya.
Ia katakan pada hari ini pihaknya baru saja melakukan pertemuan dengan para penambang dihadiri sekitar 18 orang.
“Dalam rapat kami tegaskan pihak desa sama sekali tidak memberikan ijin untuk aktifitas penambangan,” tegasnya ditemui di kantornya.
Namun mereka malah balik bertanya di daerah lain bisa kenapa di Desa Simba Raya dilarang pemerintah.
“Para penambang ini juga mengaku telah mempekerjakan masyarakat sekitar. Bahkan warga kampung sini juga menyampaikan sama saya kalau Bapak siap ngasi kami makan, kami siap berhenti. Sebagai kades saya juga bingung kalau alasannya udah kayak gitu. Kami juga bingung kok aparat setempat seolah-olah membiarkan barang ini tetap berlangsung,” katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui bagaimana cara si penambang ini masih terus bekerja dan siapa dibalik mereka yang melindunginya.(sus)