Pontianak, BerkatnewsTV. Ketua Umum HKTI Jendral TNI (Purn) Moeldoko mengungkapkan ada lima persoalan utama yang dihadapi sektor pertanian Indonesia saat ini.
Antara lain kerusakan tanah, kapitalisme/ permodalan, teknologi, manajemen serta pemasaran pascapanen.
“Tanah yang rusak dilakukan dengan pendekatan mikro biologi, menggunakan mikro organisme untuk memperbaiki tanah. Tidak cukup dengan pupuk organik maupun unorganik,” kata Moeldoko usai melantik kepengurusan HKTI Kalbar periode 2018-2023, Minggu (5/8) pagi.
Terlihat hadir pada acara pelantikan, Sekretaris Umum DPN HKTI Mayjen TNI (Purn) B Budi Waluyo, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, Pj Gubernur Kalbar Dodi Riyadmaji, Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, perwakilan Kodam XII/Tpr maupun Kapolresta Pontianak.
Selain itu sambung Moeldoko persoalan kapital/ modal dilakukan komunikasi dengan berbagai pihak seperti perbankan maupun pemerintah daerah.
“Begitu pula dengan teknologi, kita memberikan pendampingan kepada para petani. Juga persoalan manajemen yang mesti ditata dengan baik. Serta market (pemasaran) pascapanen yang mesti dibuka seluas-luasnya,” terang Moeldoko yang pernah menjabat Panglima Kodam XII/Tpr ini.
Selain itu masih banyak persoalan pertanian yang kerap menghantui para petani, seperti infrastruktur, sarana dan prasarana, bantuan pertanian hingga dampak global warming (perubahan iklim).
Melalui HKTI, Moeldoko berkeyakinan persoalan-persoaln itu dapat teratasi dalam waktu secepatnya. Disinilah peran HKTI membantu jalan keluarnya.
“Karena sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat agar HKTI bekerja sama dengan seluruh pihak, baik pemerintah daerah, perbankan, perguruan tinggi dan lainnya. Jadi HKTI mesti berkolaborasi dengan semua pihak,” pesannya.(rob)