Sintang, BerkatnewsTV. Rumah Kopi demikian dinamai rumah tersebut terletak tak jauh dari bukit kelam. Jika kita langsung berkunjung akan terhipnotis dengan kondisi alamnya.
Keluar dari depan rumah langsung disuguhi hamparan hijau dan aliran sungai kecil didepannya, menikmati indahnya panorama Bukit Kelam.
Di sanalah saat ini Bupati Sintang Jarot Winarno tinggal beristirahat melepas lelahnya usai menjalankan tugasnya sehari-hari.
Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan terbakarnya pendopo kediaman dinas bupati sintang tidak mengurangi sedikitpun pelayanan terhadap masyarakat Sintang.
“Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya pada saat ninjau eks kebakaran pendopo bupati bahwa tidak ada perubahan saya dalam melayani masyarakat,” ujarnya.
Hanya dikatakanya saat itu pihaknya masih memiliki pendopo kediaman dinas luar sehingga leluasa dalam melayani masyarakat,
“Di sana rumahnya agak kecil paling sekali masuk dua hingga tiga orang kalau dulu di pendopo banyak bisa diluar jam kerja Senin -Jumat saya ada disini lah,” tutur pria jangkung ini saat syukuran di kediamannya, Jumat(3/8).
Untuk aktivitas tetap seperti biasa neguk kopi enam kali sehari kelakar pria penggila kopi ini dihadapan awak media dan para tamu undangan lainya.
Hanya sambung Jarot dirinya agak menyesalkan konsep rumah kopi awalnya mengadopsi dari salah satu kopi merek terkenal yang terletak di Kerinci sebab itu dirinya memadankan dengan konsep tersebut dengan kondisi dataran yang saat ini diberdirikan rumah kopi miliknya cocoknya ditanam tumbuh kembangkan kopi robusta.
“Saya sudah punya teks lain untuk menamainya kelam robusta terbaik,” sambil menunjukkan desain taman dan kebun sekitar pekarangan rumah kopi.
Selain kopi Jarot memadukan dengan tanaman lainya semisal buah kelengkeng, ikukaliktus dengan pemandangan depan bukit kelam, sawah serta aliran sungai kecil namun yang dia sesalkan konsep dan desain belum kelar dikerjakan dengan terpaksa dirinya harus tinggal di tempat tersebut dampak dari terbakarnya pendopo rumdis.
“Karena saya harus tinggal disini dan bermalam disini maka harus diselamati dulu (syukuran-red) di sini,” seloroh.
Pun demikian dia tegaskan konsep tersebut tetap berjalan seperti yang diwacanakan,suatu saat pasti jadi rumah kopi seperti yang dia gadang-gadang.
“Kawasan agrowisata masyarakat setempat sudah ada yang nanam holtikultural dan sudah ramai,” ulasnya.(sus)