Satu Lagi Proyek Strategis Nasional Masuk Mempawah

int

Pontianak, BerkatnewsTV. Setelah Pelabuhan Kijing bertaraf internasional, satu lagi proyek strategis nasional bakal masuk ke Kabupaten Mempawah yakni pembangunan smelter atau pabrik pengolaan bijih bauksit menjadi alumina.

Rencananya disebutkan Bupati Mempawah Ria Norsan, pelaksanaan pembangunan smelter ini akan dimulai pada awal tahun 2019 mendatang.

“Sudah ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo. Insyaallah awal tahun 2019 sudah terealisasi,” ungkapnya ditemui BerkatnewsTV di Pontianak.

Dikatakan Norsan pembangunannya konsorsium antara Indonesia dengan Cina. Tiga perusahaan besar akan membentuk join venture (patungan) yakni PT Aneka Tambang (Antam), PT Inalum dan China Aluminium Company (Chinalco).

“Lokasinya di Bukit Batu. Sekitar delapan kilometer dari Pelabuhan Kijing,” tuturnya.

Meskipun telah terpilih sebagai Waki Gubernur Kalbar periode 2018-2023, Ria Norsan menyatakan akan mendorong Bupati Mempawah Terpilih, Erlina Ria Norsan untuk terus membangun Mempawah lebih baik seiring adanya proyek strategis nasional.

“Pasti lah kita akan terus mendorong itu,” imbuhnya.

Sejatinya pemerintah pusat telah menargetkan, pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah ini mulai berproduksi pada tahun 2020. Kapasitas produksinya hingga 1 juta ton.

Sekadar informasi, investasi yang dibutuhkan mencapai $850 juta atau Rp11,9 triliun (kurs Rp14 ribu). Tenaga kerja yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 1.000 orang.

Chinalco disebutkan bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500 ribu ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut. Chinalco tercatat memproduksi 60 persen aluminium dunia atau produsen ketiga terbesar di dunia.

Bukit Batu sebuah desa di Kecamatan Sui Kunyit yang juga merupakan lokasi Pelabuhan Internasional Kijing. Sementara potensi bauksit di Mempawah diperkirakan 84,6 juta ton.

Pabrik smelter di Mempawah akan menjadi terbesar kedua setelah smelter yang dibangun PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery di Ketapang yang menelan investasi US$ 1 miliar dengan kapasitas produksi 2 juta ton per tahun.(rob)